Merah merekah senduku racuni mahkota
Puing-puing kerapuhan dekatkan aku padanya
Bilik kerinduan sunyikan salju,
Harum es kehangatan melebur dalam berlian..
Puspa yang kini tertunduk, menatap Debu ditanah
Dalam butiran-butiran hujan basahi helaian sesalnya..
Haruskah ia rasakan sakit??
Perlukah ia menjadi mentari??
Bukan dirinya yang tergambar menjadi duri
Ia terlalu dingin untuk hangatkan udara
Ia terlalu Diam untuk ramaikan kalbu
Tertutup dalam kesenduan mendalam, bahkan ia sendiri Tak mampu mengikisnya.
Lautnya selalu beku Tak ingin erat dengan mentari
Agar hilang dimakan usia..
Hh..
Patah hatiku, layu asaku, Begitu sajakah kisah ini? Terbuang dalam senyap kebisuan..
Tak adakah satu asa, tuk menyimpan setetes embun sebagai satu ucapan keindahan luka..??
Sendiri kian memaki
Keindahan yang Tak Kunjung datang
Terus menanti datangnya semi dalam bongkahan tanya yang tiada habisnya
Surya...
Sanggupkah kau lukis pelangi? Cukup hadirkan Lara dalam mimpi, Tak perlu memberiku keindahan Terus menerus agar ku Tak terbuai..
Aaaah sungguh aku patah, aku tertancap belati yang Tak kau simpan rapat diatas mawar merahmu..
Aku terpaku, cinta biruku senyap mengalir bersama senyum sedihmu..
Patah Hatiku
Reviewed by Silva_
on
8:04:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment