MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliahKewirausahaan
Dosen: Dr. E.
Kosmajadi, M. M.Pd.
Disusun
Oleh:
Silva Oktavianti
13.22.1.0216
Kelas V.E
PROGRAM PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR S-1
FAKULTAS PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
UNIVERSITAS MAJALENGKA
TAHUN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Peran
Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Kewirausahaan Mahasiswa”. Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu dan mendukung
terselesaikannya makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi semua khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi kita semua dan mudah-mudahan dengan makalah ini dapat meningkatkan wawasan tentang
Kewirausahaan.
Adapun kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam
pembahasan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini, supaya kedepannya dapat lebih baik.
Majalengka,Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................
3
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................
4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................
5
1.4 Tujuan........................................................................................... 5
1.5 Sistematika Penulisan Makalah......................................................
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kewirausahaan...............................................................................
7
2.2 Pentingnya
Mempelajari Kewirausahaan........................................ 8
2.3 Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa.................................... 10
BAB III ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
3.1 Peran Perguruan Tinggi................................................................. 15
3.1.1
Kondisi Empiris...........................................................
15
3.1.2
Kondisi Ideal................................................................
16
3.2 Gagasan/Ide sebagai Solusi.............................................................. 17
3.3 Faktor-faktor Pendukung Pengembangan
Kewirausahaan
Mahasiswa......................................................................................
18
BAB IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan.....................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan suatu masalah
yang menjadi perhatian pada setiap negara diseluruh dunia. Akan tetapi hingga
kini solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini masih belum
ditemukan. Kondisi yang sama saat ini juga dirasakan di negara kita dengan tingkat perekonomian yang sebelumnya
kuat dengan tingkat pengangguran yang rendah sekarang berubah menjadi negara
dengan tingkat pengangguran yang meningkat setiap tahunnya.
Setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun
swasta menghasilkan ratusan ribu sarjana, sedangakan lapangan pekerjaaan tidak
sebanyak itu. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran
sarjana pada februari 2013 mencapai 360 ribu orang atau 5,04% dari total
pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang.
Untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan telah
banyak program yang telah disusun dan di terapkan. Jutaan dolar sudah
diinvestasikan untuk dapat menciptakan proyek-proyek yang diharapkan bisa
menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan, namun hasilnya belum memuaskan.
Sehingga ada satu hal yang pasti kita akan dapati yaitu: pengangguran dan
kemiskinan semakin meningkat. Bagi Negara kita yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah,
situasi yang ditemukan mungkin lebih buruk. Secara alami mereka memiliki
segala-galanya untuk kesejahteraan mereka, akan tetapi pada kenyataannya
sebagaian rakyat hidup dibawah garis kemiskinan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Yang hilang adalah
Kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan faktor kunci seperti yang di ungkapkan
oleh Prof. Lester C Thurow (1999) di dalam bukunya Building Wealth1yang
secara jelas menyatakan, “Tidak ada institusi pengganti untuk para agen
wirausaha perorangan. Para pemenang permainan wirausaha menjadi makmur dan
berkuasa, tetapi tanpa wirausahawan perekonomian menjadi miskin dan lemah. Yang
tua tidak akan ada lagi; yang baru tidak dapat masuk”.
Peranan kewirausahaan dan budaya kewirausahaan dalam
pembangunan ekonomi dan sosial sering kali diremehkan. Bagaimanapun, setelah
bertahun-tahun menjadi semakin jelas bahwa kewirausahaan memang berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi. Transformasi ide-ide menjadi peluang ekonomi
merupakan inti dari kewirausahaan. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi
telah maju secara signifikan oleh orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan
dan inovatif, mampu memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko.
Memandang hal tersebut seharusnya berbagai pihak seperti
pemerintah, perguruan tinggi, dan mahasiswa itu sendiri merasa terpanggil untuk
segera membenahi dan melakukan upaya untuk menghentikan penyebaran penyakit ini
sampai era selanjutnya. Salah satu paradigm yang harus diubah adalah setelah
lulus kuliah mahasiswa harus “mencari pekerjaan”, namun akan lebih terlihat dan
terdengar indah jika paradigm tersebut diganti dengan “membuat lapangan
pekerjaan”. Artinya, dalam hal ini mahasiswa tidak didesain menjadi seorang
karyawan melainkan menjadi seorang wirausaha.
Adapun uraian-uraian di atas telah membuat penulis tertarik
untuk mengkaji permasalahan ini dalam karya tulis ilmiah sederhana ini yang
berupa makalah dengan judul “Peran
Perguruan Tinggi dalam Mengembangkan Kewirausahaan Mahasiswa”.
1.2
Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang diatas teridentifikasi
masalah yang ada yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat
pengangguran dengan status sarjana yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
2. Peran
yang harus dilakukan oleh Perguruan Tinggi dalam mengembangkan kewirausahaan.
1.3
Rumusan
Masalah
Dari
indetifikasi masalah yang ada, disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
peran perguruan tinggi dalam memberikan solusi bagi lulusannya untuk menghadapi dunia kerja?
2. Seperti
apa peran perguruan tinggi untuk menumbuh kembangkan jiwa wirausaha pada calon
sarjana?
3. Faktor
apa sajakah yang dapat menjadi pendukung pengembangan kewirausahaan mahasiswa?
1.4
Tujuan
Penulisan Makalah
Setiap perbuatan akan
jelas bermanfaat dan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien jika tujuannya
jelas. Begitupun dengan penyusunan makalah ini, adapun tujuan dari penulisan
makalah yang berjudul “Peran Perguruan
Tinggi dalam Mengembangkan Kewirausahaan Mahasiswa” ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk
memaparkan bagaimana peran perguruan tinggi sejauh ini dalam menangani kasus
pengangguran sarjana.
2. Untuk
menjelaskan pandangan penulis dalam penanganan upaya pengangguran yang perlu
dilakukan sebuah perguruan tinggi.
3. Untuk
mengetahui dan memaparkan faktor pendukung dalam pengembangan jiwa
kewirausahaan dalam diri mahasiswa.
1.5
Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah
ini akan lebih mudah dipahami jika susunan dalam makalah ini jelas dan
sistematis. Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
Cover
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Identifikasi
Masalah
1.3 Rumusan
Masalah
1.4 Tujuan
Penulisan Makalah
1.5 Sistematika
Penulisan Makalah
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Kewirausahaan
2.2 Pentingnya
Mempelajari Kewirausahaan
2.3 Pengembangan
Kewirausahaan Mahasiswa
BAB
III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Peran
Perguruan Tinggi
3.1.1 Kondisi
Empiris
3.1.2 Kondisi
Ideal
3.2 Gagasan/Ide
sebagai Solusi
3.3 Faktor-faktor
Pendukung Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa
BAB
IV KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
II
LANDASAN
TEORI
3.1
Kewirausahaan
Secara harfiah
Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan kedan
akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait
dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan
bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula
diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis.
Kata kewirausahaan atau kewirausahaan (entrepreneurship)
asal-mulanya adalah istilah populer yang digunakan oleh masyarakat lapisan
atas. Entrepreneurship adalah “a way of managing that involving
persuing opportunity without regard to the resources, currently controlled (Sahlman
dan Stevenson, 1999:45). Sementara itu, Timmon dalam Kuratko dan Hodgetts,
(2000:17) menulis kewirausahaan sebagai kemampuan membuat dan membangun visi
dari sesuatu yang seolah-olah tidak sesuai tindak kreatif, perhatian, prakarsa,
dan analisisnya terhadap perkembangan sesuatu (situasi)”. Pendapat lain
mengatakan bahwa kewirausahaan adalah “suatu penciptaan nilai tambah dengan
memperhitungkan resiko dari suatu peluang usaha dan memobilisasi sumber –
sumber daya dengan kemampuan manajemen untuk mencapai tujuan” (Kao, 1999;
Yusri, 2005:23). Lebih lanjut ditegaskan bahwa kewirausahaan berkaitan dengan
seluruh aktivitas manusia yang bersifat eksternal daripada kegiatan sosial.
Oleh sebab itu, setiap orang yang memiliki keberanian mengambil keputusan dapat
belajar tentang kewirausahaan dan menjadi wirausaha. Wirausahaan selalu mencari
perubahan dengan melihat perubahan itu sebagai norma, sesuatu yang sehat,
menanggapi dan memanfaatkan perubahan itu sebagai peluang (Ziglar, 1986;
Drucker, 1998:55). Kini istilah kewirausahaan berkembang dan dipakai secara
meluas dalam berbagai bidang pekerjaan, seperti: pertanian, perekayasaan,
kedokteran, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya (Hisrich dan Peters, 1992).
Selanjutnya, Kao (1999:55) memandang entrepreneur
sebagai seorang motivator atau creator dalam penciptaan dan
pemanfaatan peluang-peluang bisnis. Entrepreneur merupakan manajer yang
kegiatannya tidak hanya berfikir untung-rugi bagi dirinya tetapi juga berusaha
untuk memikirkan pengabdian dan mewujudkan tekatnya kepada masyarakat dan
negara untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat atas kemampuannya sendiri,
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga semakin membaik, memperluas kesempatan
kerja bagi rakyat banyak, berupaya mengakhiri ketergantungannya kepada pihak
luar dan orang lain (Daryatmo, 2007:34).
Meredith (1998:76) secara spesifik
melihat entrepreneur sebagai orang yang berhasil menikmati pekerjaan,
dan berdedikasi penuh terhadap apa yang mereka lakukan, mengubah pekerjaan
berat menjadi pekerjaan menggairahkan, menarik dan memberi kekuasaan. Lebih
lanjut meredith menambahkan bahwa wirausahaan adalah orang yang memiliki
kemampuan melihat dan mengevaluasi peluang-peluang bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan darinya dan
mengambil tindakan secara tepat untuk meraih kesuksesan.
Dari beberapa pandangan para ahli,
penulis dapat simpulkan bahwa pengertian kewirausahaan adalah keadaan seorang
individu dengan proses kreatifnya untuk mampu melihat peluang dan
memanfaatkannya untuk mendapatkan penghasilan dan membuka lapangan kerja baru.
3.1
Pentingnya
Mempelajari Kewirausahaan
Seorang sosiolog
bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi
makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase keseluruhan penduduk di negara
tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri sampai saat ini menurut sebuah
riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru sekitar 0,18%, jumlahnya telah
melonjak tajam maka tidaklah mengherankan apabila saat ini, kondisi
perekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga yaitu Singapura
yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%, Malaysia 5%, China 10%, apalagi
jika harus dibandingkan dengan negara adidaya Amerika Serikat yang hampir
13% penduduknya menjadi wirausahawan.
Maka dari itu, dengan
ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan
semangat masyarakat Indonesia khusunya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut
menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari
kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa
Indonesia harus mampu bersaing dalam perekonomian dunia, maka akan banyak
mahasiswa yang termotivasi untuk meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan
ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
Dengan semakin banyak
wirausahawan disuatu negara akan meningkatkan daya saing negara tersebut, hal
tersebut akan terjadi karena, Pertama,
sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan mendapatkan
penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang mereka
lakukan, apabila suatu negara terlalu banyak pegawai negeri sipil yang kurang
atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan memakan anggaran negara
untuk menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada perekonimian nasional
sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat konsumsi.
Dengan semakin banyak
penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan
bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro
aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan
bunga yang kompetitif, dan tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah,
hasil keuntungan usaha mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga
perputaran uang semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah
sehingga mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca
ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal
tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat
penting untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.
Dari beberapa dampak
positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan
harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara Indonesia
khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan
dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan
dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
3.2
Pengembangan
Kewirausahaan Mahasiswa
Program penguatan untuk mendorong aktivitas
berwirausaha dan percepatan pertumbuhan wirausaha baru telah canangkan
pemerintah direktorat jendral pendidikan tinggi telah mengembangkan beragam
program kewirausahaan. Pada tahun 2009 telah dikenalkan Program Mahasiswa
wirausaha (PMW) untuk menjembatani para
mahasiswa memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitas-fasilitas bisnis yang
asa. Disisi lain, aktifitas ekstra klikurer mahasiswa yang sistematik juga
dapat membangun motivasi dan sikap mental kewirausahaan.
Pembinaan mahasiswa dalam berbagai kegiatan minat
dan bakat keilmuan kesejahteraan atau keorganisasian lainnya mampu memberikan
keterampilan untuk berwirausaha. Sebagai para tokoh politik, CEO atau dalam
unit pers (koran kampus) juga sukses menjadi wirausaha dalam industri
penerbitan. Misalnya mahasiswa tim robotika menjadi tim kreatif jasa industri
permesinan, mahasiswa teknik informatika menjadi wirausaha sofware house,mahasiswa dalam forum kajian agama menjadi pendakwah, mahasiswa pencipta alam menjadi wirausaha
jasa outbound. Pembinaan tersebut mampu melahirkan kreatifitas dan inovasi
sebagai energi utama kewirausahaan. Pengalaman dan manfaat ekonomi bisnis
tersebut digunakan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan yang ada dikalangan
mahasiswa.
Hasil
penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor paling dominan dalam memotivasi
sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan, factor
kepuasan hidup. Ketiga faktor itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan.
Hopson
dan Scally (1990:56-61) mencatat empat macam keterampilan pemberdayaan diri
sebagai keterampilan hidup (life skills). Pertama, keterampilan untuk
hidup dan berkembang secara umum. Keterampilan ini meliputi: (1) keterampilan
membaca, menulis, dan berhitung, (2) keterampilan mencari informasi dan sumber
informasi, (3) keterampilan berfikir secara proaktif dan memecahkan masalah
secara konstruktif, (4) keterampilan mengenal potensi kreatif dan
mengembangkannya, (5) keterampilan mengelola dan memanfaatkan waktu secara
efektif dan optimal dengan membuat komitmen dan prioritas kekinian, (6)
keterampilan mengidentifikasi minat, nilai-nilai dan keyakinan pribadi, (7)
keterampilan menetapkan dan mencapai tujuan, (8) keterampilan membuat
persediaan antisipasi untuk menangkal masa-masa krisis dan transisi, (9)
keterampilan membangun konsep diri secara positif dengan mempertimbangkan
kekuatan diri kekuatan orang lain, (10) keterampilan membuat keputusan, (11)
keterampilan memanajemeni stress (gangguan jiwa) dan emosi-emosi negatif lainnya
(rendah diri, marah, bohong, takut, cemas, dll.), dan (12) keterampilan
memelihara kebugaran mental dan fisik.
Kedua,
keterampilan membangun relasi Aku-Engkau yang dibedakan atas lima keterampilan,
yaitu: (1) keterampilan berkomunikasi secara efektif; baik verbalnonverbal,
maupun secara face to face, atau melalui media lain, seperti: surat,
telpon, untuk menjalin relasi dan kerjasama dengan orang lain baik untuk
mencari pekerjaan, mendirikan usaha, maupun silaturrahmi sebagai makhluk
sosial. Komunikasi merupakan jiwa kehidupan, (2) keterampilan membangun
hubungan, memelihara, dan mengakhiri hubungan, (3) keterampilan memberi dan
mendapatkan bantuan. Memberi dapat membangkitkan rasa percaya diri dan memintai
bantuan kepada orang lain untuk bekerja sama adalah memberdayakan, (4)
keterampilan memenaj konflik. Konflik merupakan bagian integral dari kehidupan
berkarya dan tidak sedikit menimbulkan depresi yang destruktif. Namun konflik
dapat diatasi melalui brain storming dengan mengkomunikasikan secara
jelas dan terbuka kepada pihak lain, dan (5) keterampilan memberi dan menerima
imbalan dengan perasaan utuh. Pikirkan diri anda seperti orang lain memikirkan
diri anda. Dalam arti pihak pemberi dan penerima keduanya merasa puas.
Ketiga,
keterampilan membangun relasi Aku-Orang Lain, meliputi: (1) keterampilan
bersikap tegas dengan tetap berada dalam koridor menghormati hak-hak dan
martabat orang lain, (2) keterampilan mengetahui cara kerja yang bersinergi
dengan masyarakat dan sistem-sistem sosial yang ada dengan strategi
memanfaatkan peluang untuk meraih sukses tanpa mengganggu hak-hak orang lain,
(3) keterampilan melakukan kerja sama dalam kelempok dengan mengintegrasikan
diri dalam masyarakat. Kehidupan bekerja sama bilateral dan multilateral (human
organizational) merupakan karakteristik kehidupan manusia modern. Orang
yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain sulit akan berhasil, (4)
keterampilan mengekspresikan perasaan-perasaan konstruktif (tidak priori,
tenggang rasa, familiar, tidak sombong, lugas, dan sebagainya) sehingga orang
lain dapat menilai positif, (5) keterampilan bernegosiasi, berkompromi, dan
membuat kontrak komitmen untuk mengatasi perbedaan kepentingan. Kontrak
komitmen yang jelas dimana ekspektasi dibagi, batas keterikatan diklarifikasi, dan
standar persyaratan ditetapkan. Kontrak komitmen secara legal dan tertulis
memainkan peranan penting dalam organisasi dan klarifikasi hubungan
antarmanusia, (6) ketrampilan membangun power dalam sistem-sistem sosial
yang ada melalui pemberdayaan.
Keempat,
keterampilan. membangun relasi dalam situasi-situasi tertentu, meliputi: (a)
dalam dunia pendidikan, keterampilan mencari pilihan-pilihan life skills untuk
dipelajari dengan menemukan peluang peluang dan informasi yang relevan, (b)
dalam dunia kerja, keterampilan mencari untuk menemukan opsi-opsi profesi yang
terbuka, mendapatkan suatu pekerjaan, memelihara pekerjaan yang ada, beralih
profesi, dan mengatasi unemployment dengan membangun
keterampilan-keterampilan tertentu untuk mengubah profesi sebagai karir, hidup,
keterampilan memelihara keberlangsugan profesi agar tetap menjadi karir hidup
yang memberi jaminan kesejahteraan secara psikis dan material, (c) di rumah,
keterampilan memilih suatu gaya hidup tertentu dan memeliharanya agar secara
konsisten tetap langgeng sampai hari tua sebagai pola hidup keluarga,
keterampilan hidup bersama secara rukun teraktualisasi pada cara menegur,
menyapa, mengambil keputusan, berkompromi, memecahkan masalah, pengaturan gizi,
bernegosiasi dalam keluarga dan orang lain, dan sebagainya, dan (d) di
masyarakat, keterampilan membangun kontrak sosial agar diterima sebagai anggota
masyarakat (adaptasi kultur, tradisi, adat-istiadat), keterampilan mengubah
pola pikir konstruktif (orientasi ke masa depan, rasional, adil, jujur, teladan,
terbuka, familiar, sederhana, santun, membebaskan diri dari iri, dengki,
kepedulian sosial) dan keterampilan memanfaatkan dan membudidayakan potensi
sumber daya yang ada di masyarakat sebagai peluang berwirausaha bagi generasi
muda yang dipersiapkan melalui pendidikan dan pelatihan.
Banyak
mahasiswa merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul yang
membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini. Motivasi yang semakin
besar, ada pada mahasiswa menyebabkan wadah yang disiapkan oleh pihak perguruan
tinggi tidak sia-sia, melainkan akan melahirkan wirausahawan muda yang handal.
Dengan
semakin banyaknya mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar
kemungkinan setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya.
Sehingga semakin berkurangnya jumlah pengangguran di negara kita, akan tetapi
sebaliknya semakin bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan yang dibuka. Selain
motivasi mahasiswa juga perlu dibekali keterampilan agar mampu bersaing
sehingga mampu bertahan dan tidak mudah putus asa apabila terjadi kegagalan.
Langkah-langkah
strategis yang ditawarkan sebagai opsi dalam memacu prosespembinaan dan
pengembangan kewirausahaan melalui perguruan tinggi adalahmembentuk lembaga
kewirausahaan di perguruan tinggi yang secara fungsionalmempunyai tugas pokok:
(1) mengkoordinasi pembinaan dan pengembangankewirausahaan secara
institusional; (2) membentuk jaringan sistem kemitraan secaralintas
instansional dengan pemerintah, dunia usaha dan industri, dan LSMkewirausahaan,
serta Badan-badan Kewirausahaan yang ada baik Nasional maupunInternasional.
Pembinaan
dan pengembangan sikap mental kewirausahaan di lingkunganmasyarakat kampus
melalui program pengembangan kewirausahaan untukmenumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan
pada para mahasiswa dan juga stafpengajar diharapkan menjadi wahana
pengintegrasian secara sinergi antarapenguasaan sains dan teknologi dengan jiwa
kewirausahaan. Selain itu diharapkanpula hasil-hasil penelitian dan
pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja,namum mempunyai nilai tambah
bagi kemandirian perekonomian bangsa.
BAB
III
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
3.1
Peran
Perguruan Tinggi
Perguruan
tinggi memiliki banyak peran dalam banyak bidang. Dalam hal yang berkaitan
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah memberikan jalan atau fasilitas
kepada pelaku yakni dosen dan mahasiswa untuk melakukan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian. Tri dharma tersebut akan sangat luas jika dibahas dan tanpa ada
pembatasan pembahasan. Dalam makalah ini akan dibahas peran perguruan tinggi
pada kondisi empiris dan kondisi ideal sebagai berikut.
3.1.1
Kondisi
Empiris
Dikalangan mahasiswa minat untuk bergelut di bidang
wirausaha boleh dikata masih sangat minim, sehingga masih berpikir bahwa kuliah
hanya untuk menjadi karyawan atau pegawai. Selain itu, ada beberapa faktor yang
menyebabkan mahasiswa kurang berminat untuk berwirausaha yaitu tidak ada modal
untuk memulai usaha, atau tidak pernah dibekali dengan pengetahuan seputar
wirausaha. Padahal sebenarnya gelar sarjana tidak menjamin seseorang untuk
mendapatkan pekerjaan. Pola pikir mahasiswa yang demikian perlu dibenahi agar
dapat lebih memahami seberapa besar peranan wirausaha dalam kehidupan
sehari-hari. Peran pendidikan khususnya pada perguruan tinggi sangat penting
untuk menumbuhkan minat mahasiswa dalam berwirausaha sehingga terbatasnya
lapangan pekerjaan tidak lagi menjadi masalah besar karena mahasiswa sudah
mampu menjalankan usaha sendiri. Namun peranan tersebut belum sepenuhnya dapat
di perankan oleh semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia, kesungguhan
dalam menanamkan jiwa kewirausahaan masih sangat minim. Karena dalam
berwirausaha diperlukan keyakinan dan kesungguhan dalam menjalankannya.
Maka dari itu, penulis dapat simpulkan
jika kondisi empiris di perguruan tinggi dalam hal pengembangan kewirausahaan
masih belum efektif dan masih memerlukan upaya lain untuk menumbuhkan jiwa
pengusaha pada diri mahasiswa.
3.1.2
Kondisi
Ideal
Perguruan
tinggi bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan dalam melihat
peluang bisnis serta mengelola bisnis tersebut serta memberikan motivasi untuk
mempunyai keberanian menghadapi resiko bisnis. Peranan perguruan tinggi dalam
memotivasi para sarjananya menjadi young entrepreneursmerupakan bagian
dari salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan.
Peranan
perguruan tinggi dalam menyediakan suatu wadah yang memberikan kesempatan
memulai usaha sejak masa kuliah sangatlah penting, bisa pada saat masa kuliah
berjalan, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana peranan perguruang
tinggi dalam hal memotivasi mahasiswanya untuk tergabung dalam wadah tersebut.
Karena tanpa memberikan gambaran secara jelas apa saja manfaat berwirausaha,
maka besar kemungkinan para mahasiswa tidak ada yang termotivasi untuk
memperdalam keterampilan berbisnisnya.
Perguruan
tinggi sebagai salah satu pusat pembinaan dan pengembangan kewirausahaan
ditetapkan melalui hasil pertemuan wilayah Asia dan Pasifik “APEC” di Seatle
sebagaimana salah satu agenda kesepakatan bahwa untuk membantu mempercepat
pertumbuhan perekonomian di wilayah Asia dan Pasifik secara luas dan merata,
perlu ada kerja sama “tripartite” antara “Government-
Business-Universities”, Sanusi (2005:77). Salah satu sasarannya adalah
memajukan kewirausahaan. Sebagai implementasi dari ketiga lembaga tersebut
secara fungsional mempunyai peranan yang bersifat komplementer dalam pembinaan
dan pengembangan kewirausahaan masyarakat kampus dalam hal ini peranan
perguruan tinggi dalam memotivasi lulusan sarjananyamenjadi seorang
wirausahawan muda sangat penting dalammenumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan
meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi pertambahan
jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan.
Tugas
perguruan tinggi yang terumus dalam “Tridarma” perguruan tinggi, yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat merupakan jalur paling
strategik dalam pembinaan dan pengembangan nilai-nilai kewirausahaan yang dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Melalui jalur pendidikan sasaran
utamanya adalah menanamkan nilai-nilai kepribadian dan wawasan kewirausahaan
kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Jalur penelitian merupakan
jalur pengembangan inovasi kewirausahaan yang bermanfaat dalam peningkatan
kualitas dan perluasan wilayah jangkauan kewirausahaan. Inovasi dalam
kewirausahaan merupakan jiwa dari keberhasilan berwirausaha, karena inovasi
merupakan proses nilai tambah dari waktu ke waktu sehingga memungkinkan suatu
usaha akan selalu tampil berbeda baik dalam bentuk maupun kualitas dengan usaha
lainnya. Pengabdian kepada masyarakat sebagai jalur pembinaan dan pengembangan
kewirausahaan berimplikasi pada partisipasi langsung pihak perguruan tinggi
melalui berbagai bentuk program pembinaan dan pengembangan kewirausahaan yang
menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
3.2
Gagasan/Ide
Sebagai Solusi
Untuk lebih meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
berwirausaha diperlukan gagasan/ide sebagai solusi dalam kewirausahaan, gagasan/ide
tersebut dapat berbentuk kreativitas dan inovasi. Perlu dipahami bahwa antara
kreativitas dan inovasi merupakan dua istilah yang tidak terpisahkan.
Kreativitas adalah batu loncatan untuk inovasi karena inovasi akan matitanpa
kreativitas serta llingkup inovasi tidak hanya terbatas dalam produk atau
proses saja, tetapi meliputi berbagai aspek manajemen seperti inovasi dalam
struktur organisasi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan
manajemen keuangan.
Kaitan antara kreatifitas dan inovasi sebagai
gagasan/ide dalam kewirausahaan merupakan modal utama kreativitas dan inovasi
tantangan merupakan sebuah peluang.
Mahasiswa perlu diarahkan
oleh dosen untuk mampu menggunakan otak kreatifnya dalam melahirkan ide atau
gagasan yang mampu menjawab upaya apa yang tepat untuk memutus pengangguran di
tanah air. Ide atau gagasan harus menjadi solusi sebagai pemutusan pengangguran
di tanah air, sekaligus menjadi peluang bagi mahasiswa dalam mendapatkan
keuntungan.
Gagasan atau ide dapat lahir dari proses
kreatif saat melihat suatu objek dan mengkajinya dengan intelektualitas yang
dalam. Hal ini akan sangat terlihat indah jika objek tersebut adalah
permasalahan. Jadi, betapa indahnya semakin banyak permasalahan mahasiswa dapat
mengonversinya menjadi sebuah peluang atau sebuah solusi.
3.3
Faktor-faktor
Pendukung Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa
Adapun faktor-faktor
pendukung pengembangan kewirausahaan dalam lingkungan mahasiswa adalah sebagai
berikut.
1.
Pemberian pengarahan yang
logis, realistis, dan sistematis dari dosen kepada mahasiswa.
2.
Sebagian besar dosen menjadi
pengusaha. Bagaimana mungkin seorang mahasiswa melakukan hal yang diucapkan
doses sedangkan dosennya sendiri hanya sebagai dosen saja.
3.
Pengemasan materi yang menarik
dalam bidang kewirausahaan yang diberikan kepada mahasiswa di kelas atau pun
saat praktek.
4.
Pemberian penghargaan kepada
mahasiswa wirausaha, sehingga dapat menjaga semangat wirausaha mahasiswa, dan
memberikan ketertarikan kepada mahasiswa lain untuk melakukan hal serupa.
5.
Selalu memberikan materi
terbarukan mengenai kewirausahaan dan isu-isu nasional bahkan internasional
mengenai kewirausahaan.
BAB
IV
KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
Dapat simpulkan bahwa pengertian kewirausahaan adalah keadaan seorang
individu dengan proses kreatifnya untuk mampu melihat peluang dan
memanfaatkannya untuk mendapatkan penghasilan dan membuka lapangan kerja baru.Upaya perguruan
tinggi dalam memperbaiki kualitas pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa di
lingkungan perguruan tinggi dapat dilakukan dengan cara pemberian pengarahan
yang logis, realistis, dan sistematis dari dosen kepada mahasiswa.
Pembinaan
dan pengembangan sikap mental kewirausahaan di lingkungan masyarakat kampus
melalui program pengembangan kewirausahaan untuk menumbuh kembangkan jiwa
kewirausahaan pada para mahasiswa dan juga staf pengajar diharapkan menjadi
wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan teknologi
dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil penelitian
dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum mempunyai nilai
tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
Yunus
dan Wahyudin Nawawi. 2013. Entrepreneurship;
Ditinjau dari Perspektif Empiris, Keilmuan, dan Agama. Majalengka: Unit
Penerbitan Universitas Majalengka.
Yuliana
Lia. 2014. Peranan Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Sikap Mental Kewirausahaan
Mahasiswa. Tersedia
[Online]; http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian[diakses
20 Desember 2015]
Afif
Faisal. 2013. Peran Perguruan Tinggi
dalam Pengembangan Kewirausahaan. Tersedia; [online]http://sbm.binus.ac.id/files/2013/04/Peranan-Perguruan-Tinggi-dalam-Pengembangan-Kewirausahaan.pdf
[diakses 20 Desember 2015]

Pima
Palu.2013. Mengapa Mahasiswa Harus Berwirausaha.
Tersedia; [Online] http://palupimanajemen.lecture.ub.ac.id/2013/02/mengapa-mahasiswa-harus-berwirausaha/[diakses
20 Desember 2015]
NN.
2013. Pentingnya Berwirausaha di Kalangan
Mahasiswa. Tersedia; [Online] http://penalaran-unm.org/artikel/wacana/193-pentingnya-berwirausaha-di-kalangan-mahasiswa.html[diakses
20 Desember 2015]
Nurrokhman
Amin. 2015. Pengertian, Tujuan dan Teori
Kewirausahaan. Tersedia; [Online] http://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah_550e5459813311862cbc625d[diakses
20 Desember 2015]
Semoga bermanfaat .. :) | |
Makalah Kewirausahaan PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA
Reviewed by Silva_
on
9:05:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment