Aku anak
sehat, tubuhku kuat. Karena ibuku rajin dan cermat. Semenjak aku bayi, slalu
diberi asi. Makanan bergizi dan imunisasi. Berat badanku, kutimbang slalu,
posyandu menunggu setiap waktu. Bila aku diare, ibu slalu waspada pertolongan
oralit, slalu siap sedia..
Pernah denger
ya kan lagu itu? Bukan Cuma zaman now tapi zaman old juga pernah denger mereun
..
Kesehatan itu
penting banget gengges.. jangan nunggu parah baru bilang sakit iyes..
Kenapa sih
thor jadi bahas sehat mulu? Curhat dikit sih boleh kali ya, padahal aslinya
juga curhat bae
Bingung juga
sih ini dari mana mulainya, yang pasti author berterimakasih sekali untuk
seluruh orang-orang yang kemarin ada disaat author dan komandan sakit. Terimakasih
sudah siap siaga, dari yang stay tone disana begadang dan segala macemnya,
terimakasih.
Terharu iya,
banget malah.
Gitu ya
rasanya dicintai orang-orang yang emang tulus tanpa pamrih. Yang awalnya dikira
enggak peduli ternyata kepeduliannya paling tinggi. Enggak salah mengira mereka
adalah keluarga tuh.
Karena memang
keluarga itu tidak harus selalu sedarah. Saling menguatkan dan membahagiakan.
Tidak peduli
siapa kamu dan darimana asalmu, semua akan menuai apa yang ditanam.
Tuhan, aku
bersyukur mengenal mereka, menjadi salah satu bagian dari mereka. Tolong lindungi
mereka dimanapun berada, permudah segala susah dan urusannya. Jadikan segala
amal baiknya tabungan untuk kehidupannya..
Sakit yang
diderita kemarin itu cukup lucu juga, saling menutupi apa yang dirasa dan
berusaha untuk tidak menunjukkan satu sama lain, namun apa daya jika tuhan
sudah berkehendak maka meringkuklah di tempat seharusnya.
Ya, bukan Cuma
aku tapi juga ayahku.
Perasaan berkecamuk,
melihat pria tua yang begitu bugar, aktiv dan sedikit menyeramkan tiba-tiba
terbaring sakit lemah tak berdaya. Melihat kegarangan yang perlahan sirna
menjadi seperti sosok anak kecil yang tidak dapat melakukan apapun sendirian,
yang begitu dicemaskan semua orang dalam setiap langkah dan tindakannya. Terharu
melihat banyaknya cinta yang mengalir untuknya, geram melihat ada saja oknum
yang memanfaatkan dirinya meski dalam keadaan tak berdaya, bolehkah aku
mengutuk oknum seperti itu?
Aku tak peduli
dengan sakitku, tidak ingin merasakan apapun. Aku hanya peduli padanya, tak
ingin melihatnya seperti itu dalam kurun waktu lama. Aku tidak ingin terlihat
lemah dihadapannya, dengan menunjukkan seolah baik-baik saja terus meracau dan
menimbulkan kebisingan agar dia berhenti memikirkan bagaimana keadaanku.
Bayangkan
saja, ditengah sakitnya seorang ayah masih tetap memikirkan bagaimaa
keluarganya. Jika Aku sakit bagaimana anak-anakku? Darimana mereka dapat makan?
Darimana bekal mereka kesekolah? Bagaimana keadaannya jika aku tinggalkan? Belum
lagi anak sulungku sedang sakit, siapa yang akan menjaganya? Siapa yang akan
mengurusnya?
Itu sebagian yang
ada dalam pikirannya.
Ayah, tak
mengapa dengan sakitku tak perlu kau risaukan. Pikirkan badanmu, pikirkan
kesehatanmu. Lihatlah, ada banyak cinta mengalir untukmu, ada banyak doa
terpanjat untuk kesehatanmu. Sehatlah lagi, tak perlu lama-lama berbaring
diranjang reot itu. Tak perlu lama-lama menerima infusan yang memuakkan itu.
Ayah, lihat
mereka, teman-temanku yang juga sekarang menjadi anakmu. Mereka yang sengaja
datang untuk menengok dan menghiburmu. Mereka yang sengaja hadir dan menginap
karena cemas dengan keadaanmu, mereka yang rela tidak tidur dan tetap terjaga
demi menjagamu, mereka yang rela bolos kuliah dan kerja hanya untuk melihatmu.
Ayah, mereka
teman-temanku, mereka keluargaku, mereka yang selama ini menjagaku pun
mencintaimu ayah, mereka menganggapmu orangtuanya.
Sehatlah lagi.
Jika sudah
lelah berhentilah sejenak dalam kegiatanmu, jangan selalu memaksakan diri dalam
hal apapun.
Mereka kawanmu
,hampir semua memujimu, hampir semua kehilanganmu. Sosok yang rajin dan
disiplin, sosok yang dapat diandalkan siapapun, yang banyak bekerja tanpa
banyak bicara. Aku mengagumi semua yang kau lakukan, aku mencontoh giat dan
kerja keras yang kamu lakukan, namun.. jangan menyiksa dirimu sendiri seperti
itu.
Sayangi badanmu..
Kini tugasku
membahagiakan kalian, teruslah berdoa untuk keberhasilan anak-anakmu. Untuk mendapatkan
segala hal yang di ridhoNya.
Ayah ..
Aku sayang
kamu.
Kita semua
sayang kamu.
Tetaplah sehat.
Terimakasih telah
menjadi ayah terbaik dulu sekarang dan nanti..
Kiss kiss ..
The man's tearful resolve
Reviewed by Silva_
on
5:39:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment