Ceritakita - Perjalanan setiap orang itu pasti dan jelas
berbeda. Jikapun ada diantaranya kisah yang sama, namun tetap saja step by step
yang dijalankan tak akan sama. Semua sudah mendapat tugas dan bagian
masing-masing dengan kemampuan yang berbeda.
Namaku Kirana. Perjalanan yang kulalui penuh lika
liku yang menuntutku untuk dewasa melampaui umurku. Melalui segala jenis
masalah yang random dan memaksaku untuk
memahami bahkan melewati itu semua.
Masuklah, akan kuceritakan apapun termasuk perpisahan.
Bahkan, perpisahan adalah hal yang sering terjadi
dalam hidupku. Dimana para ksatria dan putri datang silih berganti, sekedar
singgah, bertamu, menjadi informan untuk musuh bahkan ada juga yang hampir
menetap namun akhirnya enyah begitu saja.
Bagaimana? Siap untuk mengenal siapa aku?
Kemarilah tidak usah ragu, silahkan berbuat
sesukamu, nyamankan badanmu, mungkin ceritaku akan sedikit membosankan. Namun maukah
kamu mendengarkannya? Bahkan mungkin bersedia untuk menanggapi kisah yang hampir
berakhir ini?
Ya, namaku Kirana. Salam kenal untuk kamu semua. Jika
kamu ingin tau bagaimana aku, biar kujelaskan. Wajahku tak rupawan dan bentuk
tubuhku tidaklah aduhai. Kepandaianku pun standar seperti kebanyakan manusia
diluaran sana, dan kelebihanku belum bisa kubanggakan sampai kini. Aku bukan
sosok yang famous, dimana setiap orang akan langsung mengenaliku hanya ketika
kamu menyebut namaku.
Kamu bisa memanggilku apapun. Kebanyakan orang
memanggilku kirei, reirey, dan ana. Tapi ada juga yang memanggilku kei. Terserah
bagaimana enakmu saja.
Dari deskripsi singkat itu semoga kamu tidak
membayangkan hal yang diluar nalar ya..
Yang akan aku kisahkan kali ini adalah tentang
ksatria yang menghampiriku beberapa waktu terakhir.
Bolehkah aku bertanya padamu, bagaimana menurutmu
tipe ksatria yang benar-benar berjiwa ksatria? Apa yang akan ditunjukkannya
padamu?
Aku tau setiap ksatria memiliki cara yang berbeda
untuk menunjukkannya bukan, namun mereka tetaplah manusia yang sudah memiliki
satu tujuan yang sama.
Anggaplah dirimu seorang putri dari kerajaan antah
berantah yang sama sekali tidak memiliki hal yang menarik menurut dirimu, namun
tetap ada saja ksatria yang ingin mendekati untuk bisa memilikimu. Apa yang
mereka tunjukkan padamu? Keseriusannya kah? Seperti apa? Dengan banyak buaian
kata dan bualan? Dengan tindakan nyata? Sembrono dan ceroboh karena
tergesa-gesa? Atau bahkan diam-diam namun pasti?
Jika ada karakter yang demikian kamu akan tertarik
dengan tipekal ksatria yang mana?
Apa alasannya?
Jika itu aku, aku lebih suka pada sosok yang
misterius namun pasti. Kreativ dan pintar dalam mengembalikan keadaan menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Tidak perlu tergesa-gesa namun pasti akan tujuan
yang akan dicapai. Namun semua hal itu rasanya mustahil. Bahkan sekalinya ada,
seseorang itu malah memaksa untuk ku dapat berpikir out of the box.
Ya, tidak menyenangkan juga jika segala ssesuatu
dipermudah bukan? Rasanya seperti kita tidak berikan celah untuk merasakan
proses atau berusaha..
Ksatriaku yang kini hadir datang entah dari mana. Penuh
misteri yang harus dipecahkan yang benar-benar memaksa untuk berpikir out of
the box. Memang ya, yang datang itu tergantung dengan apa yang kita pinta
padaNya. Iya pada Dia Tuhanku, Rabbku yang maha segalanya yang bisa jadi Dia
juga adalah sama Rabbmu.
Apa kamu pernah mendengar ungkapan seperti ini ? “Ketika seorang hamba berkata laa haula wa
laa quwwata ila billah, maka Allah menjawab, .......”Lihatlah (hai para
malaikat) orang ini telah menyerahkan urusannya kepadaKu. (HR. Ahmad). Pernahkah
kamu memasrahkan segalanya kepada Dia yang tak berwujud namun selalu ada
bersama? Bukan karena kamu lelah sehingga tidak ada yang dipinta jelas namun
lebih kepada kamu percaya akan apa yang kamu dapatkan adalah yang terbaik untuk
diri kamu dibalik segala usaha yang sedang kamu jalankan.
Untuk segala urusan dengan satu pinta yang
terbaik.
Aku yakin kamu pun pernah mendengar jika Dia
memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan? Benar?
Karena kadang apa yang kita inginkan adalah hal
yang belum tentu baik untuk kita maka diberikanlah beberapa pilihan sebagai
pembelajaran dengan tak jarang rasa sakit yang bertubi harus dilewati dalam
kurun waktu yang tak menentu.
Proses demi proses pendewasaan diri. Terlalu larut
pada duniawi sehingga lupa bahwa kematian selalu siap menghampiri. Kita selalu
siap untuk segala hal kesakitan yang terjadi, tapi kadang kita lupa pada hal
yang disebut mati.
Menangis, mengeluh dan meminta padaNya setiap ada
kesusahan yang datang. Tapi apakah saat bahagia pun kita melakukan yang sama? Apakah
Dia marah karena keseringan kita datang hanya disaat susah saja? Tentu saja
kemarahannya tidak ditunjukkan, kecemburuannya tidak ditampakkan sebagaimana tersirat
dalam Q.S Asy-syura :19 yang artinya Allah maha lembut terhadap hamba-hambanya.
Itu jelas sangatlah benar, lalu kenapa kita tidak meniru nya? Bersikap lembut
bukan berarti kita lemah dan tidak marah akan suatu hal bukan?
Seperti halnya hal kecil yang sedang ku alami, ku
akui aku lebih condong pada hal duniawi, bagaimana karirku, bagaimana jodohku
sampai aku lupa bagaimana caraku mati dan bekal apa saja yang sudah ku
persiapkan untuk dibawa nanti.
Mengingat dan mengenang masalalu kemudia bersedih
akan nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan yang bodoh dan gila. Karena
apa? Karena itu berarti kita membunuh diri kita sendiri, membunuh semangat yang
ada, memupuskan tekad, mengulang niat dan mengubur masa depan yang bahkan belum
terjadi.
Yang lalu biarlah berlalu.
Lalu bagaimana jika seseorang dari masa lalu
kembali lagi? Masa yang bahkan kamu begitu sulit untuk mengingat keberadaan dan
kisahnya.
Kamu akan berkomentar apa? Apa kamu akan bilang
jika hal itu tidak mungkin?
Seseorang yang datang dari masa lalu yang kemudian
kembali meminta untuk dapat hidup bersama menuju masa depan yang baru.
Aku percaya rabbKu. Kubiarkan masa depan datang
sendiri, dan tentang kedatangannya dan segala petunjuk yang mengarah kepada
dirinya aku yakini satu hal dia adalah sosok dari apa yang selalu kupanjatkan
padaNya. Keyakinan yang tidak beralasan pasti memang, namun kupinta sosok
tentangnya bukan dalam kurun waktu yang singkat sebagaimana yang disampaikan
Q.S An-nahl :1 bahwa telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu
meminta agar disegerakan (datang) nya.
Aku, tidak memintanya datang dengan segera. Dia benar-benar
nampak ada dan nyata. Kenapa aku seyakin ini? Karena dari sekian doa yang
kupanjatkan ku katakan dan kuikrarkan jika kelak datang seorang ksatria biarkan
aku mengenalnya biarkan hatiku mengarah padanya. Biarkan kami saling mengenal
dan petunjuk tentang kebenarannya datang dari segala penjuru arah.
Kehadirannya yang nyata memaksaku untuk berpikir
keras, meyakinkan keyakinan yang telah tertanam, melawan godaan pikiran yang
mengganggu dan menyesatkan.
Padahal tujuannya hanya satu, hanya untuk menyempurnakan
ibadah kepadaNya.
Ksatria yang menghampiri ini hanya berusaha tertib
akan apa yang dia ketahui bertindak hati-hati dan tidak sembrono, niatan yang
bagus untuk meminimalisir adanya ketidak enakan pada kedua belah pihak.
Lebih dulu mencari pembenaran dari hal yang sudah
benar. Tidak banyak berkata dan mengumbar janji tak pasti.
Bagianku untuk mencari pembenaran dari kebenaran
yang ada. Sepertinya memang godaannya ada padaku, aku meyakini dirinya memang
untukku sebagaimana dari petunjuk yang ada semenjak aku masih berada diusia
remaja.
Kali ini bolehkah aku meminta jawaban atas
keyakinanku dalam waktu yang segera? Ksatria yang selalu dibilang mamah, yang katanya ......."Pilihlah ksatria yang baik agamanya jika marah tidak menghina dan jika cinta ia akan memuliakan.."
Ini hanya sepenggal kisahku kawan.. meski tidak
jelas setidaknya ini cukup untuk perkenalan kita.
Selepas ini masih banyak yang ingin kuceritakan
padamu, namun untuk sekarang cukuplah seperti ini.
Semoga kamu tidak bosan dan paham akan maksud yang
ingin kuceritakan.
Dan bagaimana rasanya masuk keduniaku meski
sekejap??
Masih maukah berada disini menemaniku, atau pergi
dan tidak peduli akan kelanjutan kisah yang akan aku ceritakan?
Semua terserah padamu, bahkan jika kamu ingin
membagi kisah yang kamu miliki padaku, aku akan dengan sangat senang hati
menerimanya. Bukankah kita sekarang sudah menjadi teman?
Jadi ceritakanlah apapun, biarkan kita saling
berbagi dunia dan mengenal kegilaan yang mungkin tidak semua orang dapat
memiliki kesempatan untuk mengetahuinya.
Mei hari ke – 12
The Box
Reviewed by Silva_
on
8:06:00 pm
Rating:

No comments:
Post a Comment