Bocah dan korban (Sejarah kebiasaan orang buta)
Orang yang tidak memiliki tujuan adalah alat untuk atasannya. Menjadi mahasiswa aku cukup kenyang melihat beberapa tingkahlaku orang dan banyak yang terjadi ketika orang bodoh menjadi pemimpin. Aku sekarang adalah mahasiswa tua yang hanya mengeluh dan berusaha berdampak untuk mengurangi dosa ku.
Suatu hari diawal tahun pertama 2017 memberikan pelajaran yang sangat penting dalam sejarahku untuk menjadi orang dewasa. Rasa tidak nyaman dan kebencian adalah sikap untuk menjadikan orang menjadi lebih kuat dari sebelumnya, hal ini sangat tidak disarankan untuk dilakukan.
Masa kecil ku sangat bodoh dan tidak tahu apa-apa tentang dunia, tidak ada keunggulan yang menonjol dari peribadiku. Wajarsaja jika teman - temanku mengejek dan membiarkanku menjadi pembantu mereka. Aku mengerti sekarang, masa kecil yang buruk dan menjadi bahan ejekan itu karena aku tidak memiliki tujuan dan keinginan seperti temanku yang normal.
Aku mengingat ketika banyak orang tua bertengkar dan berkelahi karena hal sepele. Waktu berumur 7 tahun aku sangat ingin sekali menjadi orang dewasa dan cepat besar karena masa kecil ini sangat menyiksa. Akhirnya aku lega karena aku masuk SMP dan menjadi murid yang sama dan bodoh, aku hampir tidak naik kelas dan menjadi orang yang selalu tidak peduli tentang pelajaran.
Aku bisa membaca setelah kelas 2 SMP.
Pada jaman SD aku membaca hanya teks dan tulisan huruf yang bertulisan A-Z dan tanpa makna. Semua orang bisa membaca huruf namun apakah semua orang bisa membaca makna dari tulisan itu ?
SD sampai SMP kelas 2 aku tidak bisa bisa membaca makna namun bisa membaca tulisan seperti anak lainnya.
Rata-rata temanku yang pintar di masa SD - SMP - SMK menjadi alat dan bekerja di pabrik setelah lulus yang membuat mereka bosan. Melihat kondisi itu aku sudah menanamkan anggapan bahwa jika ingin hidup sederhana sangat mudah sekali, jangan memikirkan dampak dan masa depan lakukan saja bekerja mendapat rumah kecil dan mendapat mobil dan motor itu sudah cukup untuk berkeluarga. Dengan syarat anda harus menjilat dan menghabiskan seluruh waktu dan tenaga untuk majikan atau bos.
Aku tidak menghitung dan menilai kebiasaan orang dilingkunganku mereka kebanyakan terlelap dan tidur dalam kenyataan. Aku beruntung menjadi laki-laki yang mempunyai kebebasan pergi kemanapun sesuai kemauanku. Namun dalam setiap perjalanan dan mengenal tempat baru, berulang-ulang aku menemukan kesamaan yang sangat jelas yaitu kita masih tetap tertidur.
Aku sejak kecil diatur oleh orangtuaku dan aku adalah anak yang penurut pada mereka berdua yaitu ibu dan bapak ku. Semua hal dari penampilan sampai gaya rambut aku diatur oleh mereka. Ibuku sangat kesal karena sesudan SMP kelas dua aku selalu melawan dan membantah, aku terus terang sekarang ini aku ingin menjadi anak bandel karena aku bosan diatur dan aku ingin kebebasan berpikir.
Mereka berdua sangat sayang padaku hingga perasaan cemas akan masadepanku terancam, aku berfikir aku harus mengalahkan rantai monoton ini. Semua hari-hari ku selalu sama dan aku bosan disanalah awal kenapa aku ingin bandel dan merasakan menjadi orang bandel.
Untungnya aku memiliki teman dekat yang jauh menghargai aku dibandingkan teman sewaktu di cikijing. Teman sekaligus pesaing terkuatku ternyata adalah sahabat yang sampai saat ini memiliki pemikiran yang sama. Aku menjadi anak yang penasaran dengan hal baru dan menurut orang dewasa adalah kelakuan bandel.
Aku menjadi anak vespa, anak band dan menjadi anak pank, aku sangat benci dengan sepak bola walaupun aku nonton bola aku pura-pura seru saja di depan teman - teman yang lain (pupura-pura suka sepak bola).
Aku selalu menghabiskan waktu untuk membaca dibandingkan sahabatku, karena sahabatku lebih gemar berpetualang ke hutan pada usia itu. Aku pernah marah karena dia hampir mati akibat di serang hewan buas setelah pulang dari hutan.
Sejak SMP ketika menjadi anak punk aku berjalan keliling kota cirebon, tasik, jakarta, bandung, bondowoso, semarang, sumedang, cirebon, indramayu dan yogyakarta banyak lagi kota-kota kecil lainnya. Aku berpindah secara bertahap, aku bermodus menghadiri acara musik band padahal aku dengan sahabatku sedang mencari tahu bagaimana anak muda brengseknya kaya gimana dan berpura-pura menjadi orang sok kuat dan arogan.
Terkadang kami capek berpura-pura, terlihat dari sahabatku yang selalu mengeluh dan hampir mati karena pura-pura. Kita saling tahu satu sama lain namun ini sudah lelah tetapi kami merasa tidak mau jujur antara sesama kalau kita capek. Petualangan ini secara diam-diam dan tidak diketahui orang tua kami, jika saja kita ketahuan kami akan dimarahi dan tidak boleh keluar rumah lagi.
Petualangan kami seperti dijadwal, sebulan sekali atau sebulan 2 - 3 kali kita harus keluar kota dengan perbekalan yang selalu minim dan secara bertahap nabung uang. Jadi setelah keluar rumah dan melakukan perjalanan dan kemudian sampai di kota tujuan kita harus pulang kerumah setelah 1 hari disana.
Awal perjalanan kami tidak langsung jauh, untuk pertamakali kita memberanikan diri ke kota sumedang pada masa itu menurut kami sangat jauh, kebetulan ada acara konser besar di sana. Kami bertemu dengan berbagai orang jawa mereka berasal dari indramayu dan cirebon. Kalau orang sunda dan pribumi sudah pasti ada dan jauh lebih banyak.
Ketika diacara memang terlihat sekali orang memamerkan kekuasaan dan bahkan berlagak sok kuat. Mereka berlomba menjadi orang keren dan banyak pengikut, aku mendalami hal itu dan merasakan langsung tingkah laku menjadi mereka.
Mereka memiliki anggapan jika ringan tangan dan melakukan hal tidak wajar adalah keren dan bisa disegani. Mabuk, minum obat anjing, memiliki tato dan bertindik seakan-akan menjadi identitas atau pangkat dan jabatan yang tidak tertulis. Semakin melakukan hal keren itu maka akan dianggap sebagai orang ter keren dikalangannya.
Konser musik akan dimulai, ketika konser berjalan kita hanya duduk merokok dan minum kopi di barisan belakang. Kita tidak berbicara satu katapun, karena baru pertama kali melihat orang sebanyak ini dan ternyata ada banyak orang yang jauh lebih hancur dibandingkan kampungku majalengka. Kita saling diam namun aku paham yang dirasakan sahabatku dan sebaliknya dia tahu yang dipikirkanku.
Di belakang kios tempat kami ngopi ada 5 orang remaja berumur kisaran 23 tahun dan 1 orang wanita di tempat gelap. Aku dan sahabatku penasaran apa yang mereka lakukan dibelakang kios. Mereka melakukan pesta seks dan saling bergantian menikmati tubuh pelacur itu, mereka terkadang berebut dan tertawa bahagia.
5 orang pemuda itu tepatnya setelah puas menikmati tubuh wanita pelacur itu, mereka melanjutkan mabuk dan bercanda gurau. Aku berpendapat bahwa kelak nanti jika aku berumur dewasa aku juga harus menikmati tubuh wanita, setelah bertambah ilmuku ternyata itu hal salah dan dosa, memiliki pemikiran keliru menyimpulkan bahwa sesudah umur 23 tahun keatas haru melakukan sexs diluar nikah itu tindakan bodoh.
Aku ditawari minuman oleh pemuda itu ketika menikmati kopi panas, respon kami sedikit takut pada mereka. Kami berdua hanya dua pilihan berpura-pura atau mempertahankan pepatah orang tua agar tidak minum. Kami memutuskan untuk minum dan berpura-puran menjadi sok anak punk yang gaul. Mereka mambuk dan bercanda antar temannya mereka tidak terlalu curiga dan tidak sadar namun hanya satu orang saja yang sadar dan mencurigai kami.
Kami disuruh bergabung minum bareng, aku tahu mereka ingin tes aku dan sahabatku apakah benar kawanan mereka. Sebelumnya aku mempelajari mereka dan gaya hidup mereka hanya dari buku, jadi yang banyak bicara dan ngobrol aku sendiri, sahabatku ikut mendukung dan selalu bertindak lucu menjadi obrolan semakin hangat.
Dia berkata "Jika saja kalian tidak minum dan menghampiri kami, pasti kami akan curiga jika kalian adalah anak baru." Kami menemukan dan menggali informasi tentang kebenaran buku dan tujuan sesungguhnya anak-anak bodoh ini.
Kami membuka tas dan mengeluarkan makanan ringan bekal dari rumah, rampokan warung orang tua kami sendiri. Kami membohongi mereka berpura-pura kita maling di toko sebelah. Mereka senang dan akhirnya kita semakin akrab satu sama lain, kami tidak langsung melakukan pertanyaan berat karena dia belum mabuk terlalu berat jadi lumayan susah untuk menggali informasi yang membuat kami penasaran.
Aku belum mendapatkan pelajaran baru dari buku yang aku baca pada malam itu. Kebiasaan buruk sahabatku dia selalu mengandalkan dan menunggu komando dalam segi rencana petualangan pada ku, tapi jika berpetualang di hutan dia seorang kapten pintar dan berpengalaman menurutku.
Wanita itu ternyata haus sexs dan peria itu menawarkan pada kami untuk menikmati tubuh pelacur itu. Kami menolak karena kami tidak terlalu tertarik dengan pengalaman sexs. Kami menghargai pemuda itu dan kami harus menolak secara sombong agar menghindari paksaan.
Aku berbohong dan berkata "Aku sudah melakukan sexs di belakang gerobak dengan teman wanita kami, kami berdua barusaja lakukan itu tadi sore" sedikit meragukan dia memang, untungnya ada seorang bocah seumuran kita dan tanpa basa basi sahabatku sudah mengerti apa yang harus dia lakukan.
Sahabatku menghampiri bocah itu dan seolah-olah dia sudah lama dekat dan sekitar 5 menit mengobrol, disisi lain aku meyakinkan pada pemuda itu bahwa bocah itu yang kami maksud tadi sore dan akhirnya pemuda itu percaya.
Seolah-olah kami dipaksa melakukan hal bejad dan tidak biasa oleh 5 orang pemuda itu. Aku selalu berpikir mereka buas dan tidak bisa diajak kompromi, kami mengira orang ini sangat jahat dan menyeramkan. Dia berceriata tentang pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, tauran, berjudi dan sebagainya.
Kami mendengarkan cerita dia dan tanpa sadar kami berhasil mempengaruhi teman-temannya, dan hampir 4 jam mereka ber 5 terangsang untuk bercerita dan bahkan wanita sexs itu bercerita tentang kenapa dia seperti itu. Tertawa bareng dan bercanda gurau seperti kami ada digolongan mereka kami lakukan.
Aku merasa cukup puas menggali ilmu disana, aku sangat senang kami punya hal baru dan mendapat teman baru. Hari pagi datang dan kami mulai ngantuk, kami lapar ngantuk. Kami tidur dilantai kios itu, dan salahsatu dari 5 pemuda itu melakukan ritual sexs lagi dibelakang kios gelap itu. Kami terganggu saat mau tidur dengan suaranya, kami hampir bosan mendengar desahan wanita dan suara jerit manja kenikmatan mereka berdua. Karena lelah akhirnya aku dan sahabatku bisa tidur pulas dengan keadaan perut kosong.
Saat pagi hari jam 06.34 kami dibangunkan oleh pemilik kios dan kami lihat pemuda dan wanita itu sudah tidak ada. Kami rasa mereka pergi ketika kita tidur pulas. Kami berencana pergi pulang kerumah dan tidak lupa untuk bertrimakasih pada si ibu pemilik kios, ya walau sedikit heran si ibu itu namun dia ramah pada kami. Akhirnya kami pergi dan berjalan sambil kelaparan.
Jajaran kaki lima dan petugas kebersihan sibuk dengan pekerjaannya untuk beres-beres dilokasi. Kami mendatangi warung kopi yang menjual gorengan dan nasi kuning hangat. Kami dikejutkan pada saat kami ingin membeli gorengan di dalam saku celana ku sudah ada uang 100 ribu begitu juga dengan sahabatku 100 ribu.
Padahal kami hanya membawa uang 60 ribu itu juga berdua sisa tabungan kami. Kami senang dan bercampur rasa berdosa karena memakan uang haram, namun ah masa bodo kami sedang lapar dan butuh ongkos hari ini. Kami makan dan memesan kopi sambil bercanda dan tertawa.
Kami menertawakan nasib kami, dan mencoba mencicipi uang hasil curian sekawanan anak pemuda bodoh itu. Malam itu saat ngobrol bareng merek bercerita baru mencuri uang dari ibu-ibu yang baru pulang mengambil uang di ATM dan pemuda itu menjamretnya. Sudah pasti uang yang kami pegang ini adalah uang hasil jambretan si ibu malang itu.
Kami memutuskan untuk pulang kerumah, kami takut orang tua kita cemas dan panik mencari kita. Karena kami berdua berbohong dengan alasan meminta izin menginap di pengajian desa sebelah untuk menghadiri ulama disana dan harus menginap. Akhirnya dengan kebohongan itu kami di izinkan bermalam hanya satu hari.
Ketika hendak pulang kami tersesat dan tidak tahu untuk pulang. Kami bertanya pada setiap orang yang ada dan mereka para orang tua memberikan saran untuk naik kendaraan umum A Ke B dan kemudian naik kendaraan umum C. Kami sudah menemukan jalan pulang dan bernapas lega saat sampai di kadipaten, namun kami belum sepenuhnya puas dengan pelajaran semalam menggali informasi.
Aku tidak sengaja saat istirahat bertemu dengan seorang kakek tua yang hidup pada penjajahan belanda, aku pastikan dia hidup muda berumur 25 tahun pada saat tahun 1945. Kami ngobrol dan minum kopi cukup lama di warung kopi daerah kadipaten setelah aku menghadiri konser musik itu.
Tadinya aku mau pulang cepat namun kakek ini sangat mengagetkan aku dan sahabatku, kami mengobrol selama 2 jam dan akhirnya dia terpancing untuk mau memberikan kami jawaban tentang pertanyaan kami.
Aku diajak kerumahnya dan kami memutuskan untuk ikut dan berencana sampai kerumah magrib saja. Aku kaget melihat isi rumah bapak tua itu ternyata kakek-kakek ini adalah sorang ...
Aku potong dulu tentang cerita aku sebenarnya maaf membosankan ceritanya, tapi ini kisah nyataku dan membentu aku hingga dewasa sampai sekarang. Aku senang kamu membaca sampai selesai.
Cerita yang akan datang ini lebih bermakna dan ini adalah awal perjalanku hingga mendapat tujuan dalam sejarah hidup aku akan dibawa kemana.
No comments:
Post a Comment