Surat terbuka untuk bang ara



Hai bang!!

Terimakasih untuk setiap waktu dan apapun yang baik sengaja ataupun tidak kamu sisihkan untuk menemani anak kecil yang tidak tau diri ini.
Terimakasih untuk setiap kata yang kau kirim,yang sengaja aku kumpulkan dan aku anggap itu sebuah surat yang Karena saking Banyaknya dan gatal rasanya jika aku tidak memberikan surat balasan..

Bang, terimakasih sudah berusaha membahagiakan aku selama ini, selama beberapa bulan ini, terimakasih telah berusaha menjadi seseorang yang selalu menemani, melindungi, menjaga dan meyakinkan diri bahwa aku tidak sendirian, terimakasih untuk janji selalu membahagiakan meski dengan Nyawa sekalipun, terimakasih telah Ada bahkan disaat aku sama sekali tidak memintanya..

Terimakasih untuk besarnya cinta yang kamu berikan, ah memalukan memang karena aku tidak bisa berlaku demikian padamu bang.

Bang, sekali lagi aku minta maaf tidak bisa membalas perasaanmu seperti seharusnya atau bahkan seperti yang kau minta.

Aku belum bisa menjatuhkan pilihan untuk hidup bersamamu, Luka itu terlalu dalam dan karenanya aku tidak ingin kamu terluka Karena Ulahku, rasanya kamu tau apa kendalaku, apa lukaku, karena memang dalam beberapa bulan terkahir kita sempat sangat dekat, aku yang dengan polosnya berkeluh kesah mengutarakan susahnya hidup dan tak jarang membuatmu menangis dan amarah karenaya. Iya bang, semua itu telah berlalu kini aku bukan seperti yang dulu lagi bang, aku pun tidak mengerti penyebab dari semua ini apa, namun kerap kali ku katakan aku tidak bisa, kerap kali kusampaikan maaf, dan terakhir kali ku tegaskan aku tidak bisa. Aku tidak bisa membalas perasaan itu, aku tidak bisa. Aku memang tidak tau tujuan Dari pertemuan dan kebersamaan ini apa, aku tidak tau maksud sang pembolak balik hati itu apa, yang aku tau mengenalmu aku menemukan saudara baru,

Bang, akhir - Akhir ini aku terkesan menghindar darimu, terkesan dingin bahkan lebih dingin Dari es Di kutub Sana.. aku tidak menghidarimu dengan sengaja , tidak juga sengaja untuk bersikap dingin dan biasa saja, kadang aku mengutuk diri sendiri karena lagi-lagi tidak bisa seperti biasa, aku sedang ingin sendiri bang, aku merindukan kesendirianku aku menahan diriku untuk tidak memberikan harapan apapun aku menahan diri aku menjaga diriku bang, aku menjaga nama baik dari orang yang sangat aku sayang, aku pernah mengutarakan ini padamu bukan, disaat kamu terus mendesakku karena aku tiba-tiba diam dan mengacuhkanmu. dan untuk alasan itu aku tidak akan mengumbarnya disini, karena kamupun tau apa maksud dari ucapanku.

Aku tau bang, Ada banyak Tanya darimu yang belum sempat Di utarakan dan bahkan mungkin kamu memilih untuk sama sekali tidak mengutarakan dan mengungkapkannya, Ada juga harap yang melambung dan terjatuh Begitu saja, Ada Suara dalam diam, teriak dalam diam, dan Marah dalam senyum.. meski kau katakan kau tidak sakit hati, meski kau katakan tak mengapa meski kau katakan apapun, hanya saja terlihat sangat lain dengan sikapmu. 

bukan maksud hati merasa geer bang, aku tau aku tau bagaimana perasaanmu bagaimana kamu sekarang aku tidak mengada ngada namun kulihat itu dalam sikap dan perlakuanmu bang, terbaca juga dalam surat yang kau kirimkan,

jelas disana kau katakan kau merindukanku, bahkan rasa cinta dan sayangmu semakin dalam. 

aku tau bagaimana posisimu, aku tau bagaimana perasaanmu. ini sungguh ironi bang, kita sama-sama berjuang pada orang yang kita sayang dan kita mendapatkan prlakuan yang sama secara langsung.

kau tau bang hatiku untuk siapa, kau tau bang siapa yang selalu aku rindukan, kau tau siapa yang aku suka , kau mengetahuinya dari caraku menceritakannya. kau bahkan membantuku, membantuku percaya pada hatiku, membantuku percaya padanya, kamu bahkan membantuku memecahkan tanya tentang dirinya. kau menjelaskan bagaimana dia dari sudut pandangmu, dan semua yang kau bicarakan tidak ada yang tidak benar, kau bisa melakukan itu semua meski kaupun memiliki rasa dan harap yang tinggi.

kau bahkan memberikanku kebebasan dengan siapa dan bagaimana asal aku bahagia, namun kau juga berharap menjadi salah satu bagian bahagiaku.

bang, bisakah kita seperti dulu saja?  berbagi suka dan duka tanpa ada rasa memiliki tinggi ,tanpa saling merasa terbebani?

Bang, sekali lagi aku haturkan maaf. 

maaf, maaf bang.

kau bahkan mengenalku lebih dari aku mengenal diriku sendiri, kau tau bagaimana aku, 
Jika ini perpisahan, jika ini akhirnya harus berakhir seperti ini tak mengapa, aku takkan memaksa, aku tau butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan hati yang terluka.


Bang, jika aku tidak salah, kau pernah bilang Akan menjadi apapun dihidupku, sahabatku, saudaraku bahkan keluargaku kau juga sempat mengatakan bahwa menjadi pendampingku pun bisa, bang.. Jadi apapun kamu dihidup aku, aku sangat berterimakasih, sangat sangat berterimakasih..

Aku masih teringat dan ingatanku merekam dengan cukup jelas bagaimana aku yang tidak mengenalmu sama sekali menjadi sedekat nadi, berbagi cerita hingga larut pagi, berbagi tawa hingga lupa pada dunia, namun aku tidak bisa berbagi cinta bang.. Itu yang ku sesalkan, aku tidak bisa memaksakan hatiku untuk saat ini.

Kerap kali ku katakan aku ingin sendiri, aku Sedang bosan aku Sedang tidak ingin ditemani, dan apa yang ku utarakan tidak pernah kamu anggap, kamu Terus memberondongku dengan Beragam pertanyaan, dengan kehadiranku yang Nyata ..

Harusnya aku senang, harusnya aku bahagia dengan kesiap siagaan nya kamu, dengan selalu adanya kamu

Tapi, Akupun menginginkan waktu hanya untukku.
Duniamu tidak melulu aku bang, begitupun denganku..
Kita sama sama punya dunia sendiri, dunia yang mungkin sempat kita Tinggalkan Lama..
Bang, maafin aku. Maafin keangkuhanku, maaf atas jawab yang menyimpan Luka
Maaf atas rasa yang berakhir duka.
Aku tidak tau bang harus gimana lagi, aku lelah, aku lelah bang.

Bang, aku tetep saudaramu, aku tetap kawanmu dan untuk yang satu itu aku kembali menyerahkan pada sang pembuat skenario sang pembolak balik hati
Maaf bang.. 
Maaf.
Surat terbuka untuk bang ara Surat terbuka untuk bang ara Reviewed by Silva_ on 1:35:00 pm Rating: 5

4 comments:

Unknown said...

Kayanya itu jawaban dari segala pertanyaan bang ara...

Kalo dia baca surat ini, dia akan tersenyum...

Kalo pun dia masih ada untukmu selalu... Karena dia bisa jadi apapun untuk kamu sampai tugasnya berakhir...

Silva_ said...

Iya dan bang ara sudah mngkomfirmasinya lewat sebuah pesan singkat, apakah aku nampak jahat dalam balasan surat ini??

Unknown said...

Enggak kok... Hal yang wajar...
Suratmu media bagimu mengungkapkan apa yang kamu rasakan

Silva_ said...

Syukurlah jika masih wajar.. Hahahaaa

Powered by Blogger.