“Dasar bodoh ! kesalahan apalagi yang kau perbuat
kini? Apa kamu tidak bosan membuat ulah terus menerus. Dasar bocah sialan,
merepotkanku saja ! apa kau tau sudah berapa banyak keluhan yang datang padaku?
Apa kau tau seperti apa ungkapan orang-orang diluar sana tentangmu, apa sih
yang kamu mau? Kau mau membuatku mati muda hah ? dasar payah dasar lemah. Aigoo
aku tidak tau lagi harus berkata apa padamu bocah sialan!”
“Tidak bisakah kau menjawab pertanyaanku? Apa kau
sama sekali tidak menghargai aku yang sedang berbicara ini. Hei, ini tentangmu!
Ini tentang dirimu. Kenapa kamu jadi seperti ini bocah sial.”
“Apa? Kau ingin aku menjawab apa? Lakukan saja
sesukamu dan sesuka orang-orang itu, aku tidak peduli lagi. Bahkan jika kau
keberatan dengan menampungku kali ini, maka aku dengan senang hati akan pergi
dari sini.”
“Kau pikir dengan kau bersembunyi disini semua
masalah akan selesai hah? Kau pikir dengan kau pergi dan mengurung diri dari
dunia semua akan menjadi lebih baik. Dengar nak, apapun yang terjadi yang
berubah hanyalah tentangmu dunia sama sekali tidak mengalami perubahan apapun. Sekalipun
kau sekarat dunia tidak akan berhenti dan menjadi kiamat. Selesaikan urusanmu
dan kemablilah kesini. Jangan [ergi terlalu jauh dan kepada selain diriku. Aku membencimu.
Namun aku juga menyayangimu. Selesaikan urusanmu setelah itu kita akan
bersenang-senang. Hanya kau dan aku. Kau menyukainya kan nak ?”
Sial. Orang tua ini membuatku terjebak. Kemarahanku
mereda bercampur aduk seiring dengan sentuhan hangat yang diciptakan melalui
jari jemari kasar miliknya yang menari membelai pipiku perlahan. Jari jari
kasar dan menjijikan itu mulai merambat ketempat lain. Dia mulai lagi dan Aku kalah.
“Hentikan. Aku akan pergi menyelesaikan urusanku,
dan tidak akan kembali kesini lagi!”
“Hei, ayolah. Kita bahkan belum memulainya dan kau
buru-buru pergi. Dasar bocah setan ! kembali kau hei” Raut wajah yang
menunjukkan kekecewaan dan juga senyum jahat yang menghiasi wajahnya membuatku
muak dan ingin sesegera mungkin pergi meninggalkannya.
“Hei nona, kembalilah kita belum selesai bahkan
belum memulainya. Ayolah.. maafkan kekasaranku tadi.”
“Cih ! sombong sekali kau bahkan menoleh padaku
pun tidak kau lakukan. Dasar kau benar-benar bocah iblis. Pergi. Pergi sana. Kemanapun
kau pergi aku akan tetap menemukanmu.”
Aku tidak peduli lagi dengan apa yang
diucapkannya. Pikiranku sudah tidak disini, aku harus pergi tidak peduli betapa
kejamnya dunia, aku akan pergi. Akan kutemukan duniaku sendiri. Bahkan jika itu
berarti aku mati dengan sesegera mungkin tak mengapa asalkan aku bisa keluar
dari neraka ini. Aku tidak tahan lagi. Aku lelah aku butuh pertolongan, tolong.
Ayah .. ibu .. apa kalian merindukanku? Apa kalian mengkhawatirkan
keberadaanku? Kenapa tidak ada satu orangpun yang mencariku? Aku menderita
disini .. aku seperti hidup tapi mati.
***
Sore ini udara diluar cukup dingin. Aku tidak tau
bahkan harus kemana kulangkahkan kakiku ini. Siapa kini yang bisa kutemui?.
Seandainya hari itu tidak ada, aku pasti tidak
disini. Ah apa yang kupikirkan ini, bodoh sekali. Padahal semua juga karena keputusanku
meninggalkannya. Aku tidak sepenuhnya salah kok. Aku masih seperti ini, mereka
saja yang tidak mengertikanku, tidak memahamiku. Aku hanyalah orang asing dan
duri bagi mereka, bahkan mereka memberikan julukan yang tidak pantas dan tidak
mendasar karena itu juga aku jadi terjebak bersama lelaki tua brengsek itu.
Jika kuingat lagi itu hanya membuatku terluka
sungguh.
Sebatang rokok ini yang mampu menemaniku, berharap
setiap asap yang kukeluarkan sama halnya dengan beban yang ku tanggung. Semakin
banyak asap yang kukeluarkan sebanyak itu pula masalahku hilang begitu saja.
Tanpa sadar aku berjalan sudah cukup jauh
meninggalkan rumah si tua bangka itu. Lelaki itu tiba-tiba saja ada disaat aku
pertama kali pergi dari rumah. Saat itu dia bak seorang malaikat yang Tuhan
kirim untuk menolongku, nyatanya dia malah membuat semua julukan dan tuduhan
itu menjadi nyata dan menjadikan aku seperti apa yang selamaini dibicaraka. Dia
pandai sekali berakting, seandainya dia menjadi seorang aktor sudah pasti dia
akan mendapat banyak penghargaan berkat aktingnya yang luar biasa itu.
Saat itu dikala gelap dan tidak ada satu mahluk
pun dijalanan sempit itu, dia datang menghampiri, mengulurkan tangannya dan
berkata-kata yang begitu menenangkan hati. Aku menemukan kemabli separuh
hidupku. Bercerita begitu banyak dan melupakan bahwa itu adalah pertemuan
pertamaku yang berarti aku sama sekali belum mengenalnya. Bahkan namanya saja
aku tidak mengetahuinya.
Balaceprot
Reviewed by Silva_
on
3:30:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment