Kali ini aku bahkan tidak tau apa yang ingin
kutulis dan kuungkapkan.
Biarkan aku menutup mataku sekejap dan membiarkan
jariku menekan tombol-tombol ini sesukanya.
Baiklah, tarik nafaaaaaaaaaaaaaaaaaas dan ...
Hai.
Akhir-akhir ini aku nampak hanyalah orang bodoh
bahkan tidak lebih baik sama sekali dari sebelumnya.
Aku mengucilkan diriku sendiri dari lingkungan
sekitar.
Menutup diri dari siapapun.
Memutuskan ikatan dengan orang-orang yang dulunya
dekat denganku.
Aku hanyalah pemalas kini, yang kulakukan hanyalah
mengurusi urusan rumah yang bahkan tidak pernah selesai.
Kamarku selalu saja berantakan,
Aku bahkan terlalu malas untuk apapun.
Tidak ada yang bisa kukerjakan diluaran sana. Tidak
ada lagi event, tidak ada lagi briefing, tidak ada lagi.
Duniaku kini seperti ini.
Kehidupanku seperti sekarat,. Aku banyak membuang
waktuku.
Namun, jika kupikirkan aku bahkan bisa gila dan
menangis sejadinya. Aku tidak melakukan apapun.
Aku menghentikan segala aktivitasku, aku menunggu.
Menunggu hal yang akupun tidak mengetahuinya namun aku meyakini bahwa dia akan
datang. Dia akan datang dengan segera. Membawaku untuk menjadi lebih baik.
Kerap kali kutampar diriku sendiri, bahkan mengutuk
diri yang enggan untuk beranjak.
Sudah kubuat wishlist mengenai apapun yang harus
aku lakukan.
Bahkan ini adalah bulan terburuk bagiku.
Aku tidak melakukan apapun, bahkan aku
menjauhiNya.
Aku tau aku sangat tau dan paham dengan kondisi
yang seperti ini, hanya saja begitu sulit untuk keluar bahkan aku malah semakin
terjerumus kedalamnya.
Aku membutuhkan siapapun yang bisa membawaku
kembali.
Namun aku begitu angkuh dan hanya ingin berdiri
sendiri.
Aku pernah mengalami hal tersulit bahkan berada di
titik terendah dalam hidupku, aku bisa melewati semuanya dengan kemauan dan
bantuan dari berbagai pihak dan golongan.
Kini , aku sendirian.
Tidak aku tidak sendiri.
Aku bersama seseorang, saat ini dia sedang
memperjuangkanku. Dan saat ini juga aku bersama yang lainnya dia ada disini
menemaniku, mengelus rambutku, memelukku bahkan ingin sekali merasukiku. Aku tau
ini.
Aku tertinggal sudah sangat jauh.
Aku mengerti.
Siklus ini.
Disaat seperti ini acap kali aku mengingat semua
hal yang dengan sangat detail ada begitu saja.
Awalnya aku mengira ini hanya ilusi, ah banyak
spekulasi yang keluar begitu saja hingga akhirnya aku benar-benar
mengabaikannya. Tidak-tidak aku tidak mengabaikannya. Aku memikirkannya
menganalisis dan mencari hipotesis dari semua yang terjadi.
Semua yang terjadi sudah diatur.
Ah, apa kamu percaya akan destiny ?
Jika iya, maka kamu adalah temanku, aku percaya
akan destiny dan segala hal tentangnya.
Semua tidak ada yang kebetulan, semua sudah
diatur. Ini seperti sebuah game. Kamu bisa mengendalikan dan berpikir. Survival.
Bahkan bisa jadi ini juga masuk kategori hunger
game. Titik terendah itu menjadi godaan yang begitu besar.
Untuk mengubah dunia kamu harus mengubah dirimu
sendiri, aku tau dan sulit sekali mengubah diri ini. Aku bahkan tidak mampu
bertahan lama dalam perubahan itu.
Saat ini justru keinginanku berbeda dari biasanya.
Aku ingin mengenal diriku yang lain. Yang sering diperbincangkan peramal itu.
Aku ingin mempelajarinya, waktuku sangatlah banyak
namun aku masih enggan melakukannya rasa malas ini begitu sama besarnya dengan
keinginan.
Apa jika aku memutuskan untuk menikah aku akan
merasa kesepian sama halnya sekarang ini?
Kenangan dari titik terendah yang kualami ini
sangat mengganggu, aku bahkan kesulitan berkonsentrasi dan membersihkan hati
serta pikiran. Aku selalu memikirkannya, membayangkannya dan sesekali membuatku
ingin membunuh semuanya.
Seseorang yang kucintai memintaku untuk tenang dan
mengontrol diri, namun dia sendiri malah sibuk dan memintaku untuk menjaga dan
mengurusinya,
Berulang kali aku menekan egoku,. Katanya aku
tidak kasihan padanya. Aku menyiksanya dengan sikapnya.
Hei jika begitu, berikan aku kesibukan yang
membuat otakku bekerja lebih dari biasanya.
Otakku sudah lama tidak bekerja.
Aku muak.
Acap kali aku ikuti iblis di dalam tubuh ini,
malaikatku selalu hadir.
Melihat ayahku, ibuku, adikku. Ah iblis ini tetap
tidak bisa berbuat banyak, meski hampir menang banyak karena berhasil
merasukiku berkali-kali.
Untunglah ini hanya game. Untung pula aku masih
bersama orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku.
Aku masih terselamatkan. Meski tak banyak obrolan
keluar antara kami tapi itu lebih baik.
Hei.
Aku tidak tau jariku ingin menyampaikan apa dia
terus menari dan tidak memperdulikan apa yang kusuruh.
Dan dia terus memantauku. Bahkan kini ada di
punggungku. Beruntung aku tidak tau wujudnyaseperti apa.
Dia hanya memberikanku rasa dingin. Dingin yang
benar-benar membuat perasaanku pun mati.
Aku ingin memngungkapkan banyak hal disini.
Hanya saja otakku memaksaku berhenti dari tarian
ini. Sepertinya dia lelah.
Aku lelah.
Aku butuh hidup bahkan aku ingin terlahir kembali.
Aku akan bertahan.
Damn!
Reviewed by Silva_
on
3:40:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment