Kawan masih ingatkah dengan
ulasan ku beberapa bulan silam? Tentang kegundahan hati diantara tiga pemuda
tangguh yang jadi idaman wanita?
Kisah Alea dan tiga pemuda
tangguh telah usai. Anggap lah tidak ada pemenang dari ketiga pejantan
tersebut.
Kenapa?? Biar ku ceritakan
kembali bagaimana kisah itu berakhir.
Kala itu, Lea meminta pendapat
kepada kawan semua untuk menentukan sapa dari ketiga pejantan tangguh yang akan
dipilih hatinya. Memang dasar saat itu Lea tengah jatuh cinta kepada mas Abi,
sampai sampai semua masukan kawan-kawanpun tidak ada yang didengarnya. Namun,
tahukah kawan? Lea mendapat tulah dari keputusannya.
Alea masih ada. Dia belum mati. Namun,
cintanya? Kini tinggal kenanga. Terkubur dalam kuburan yang takka pernah dia
singgahi walau hanya sesaat.
Mas Abi, laki-laki yang
dicintainya pergi begitu saja menyisakan tanda tanya dan benci. Kebencian karena
ulah sendiri. Lea yang senang dengan kebebasan dan demokratis sementara mas Abi
yang terkesan tidak mau ribet dan cuek. Kepergian mas Abi tentu saja menyimpan
luka yang cukup dalam. Hari-hari dilewati dengan segala kesibukan yang dengan
sangat kebetula pada saat itu menghampiri kehidupan Lea, seolah tidak ada waktu
yang disisakan sedikitpun untuk memikirkannya.
Kedua lelaki Rio dan Ara kembali
hadir. Dengan berlapang dada dan tangan terbuka merangkul dan menghampiri Lea. Bukan
karena mengharap namun mereka menganggap Lea sudah seperti saudaranya sendiri. Cinta
yang tulus? Mungkin.
Rio yang lebih dulu hadir, dengan
penuh kesabaran dan rasa cinta yang besar setia menemani lea, menyemangati dan
selalu ada untuknya, seolah apa tak ingin melihat lea berlarut-larut dalam
kesedihan. Meski sayang, lea mash tidak merespon apa yang diberikan Rio
untuknya. Hatinya malah semakin terkunci rapat dan sulit terbuka kembali.
Ara, yang sempat menghilangkan
jejak demi menghapus rasa cinta dan harap kini kembali hadir. Memberi warna
baru dalam kehidupan lea.
Lalu, bagaimana lea dan abi bisa
berpisah? Apa penyebabnya? Mari kita bahas satu persatu disini.
Abi.. Lelaki cuek yang sulit
ditebak apa maunya. Lelaki yang kurang pandai dalam mengekspreskan diri dan
menyampaikan segala sesuatunya. Lelaki yang memiliki obsesi kuat terhadap karir
dan kehidupan pribadinya. Lelaki yang rela mengorbankan apapun termasuk cinta
dan waktu haya demi ambisi yang terlalu dijunjung tinggi.
Dalam kisahnya, lea memberikan
kesempatan berkali-kali kepada abi, hingga harga dirinya tercoreng dia tidak
terlalu memikirkan. Cinta yang membodohinya. Cinta yag membutakannya. Tak ayal
semua itu menjadi suatu keprihatinan bagi orang yang mengasihinya. Seringkali nasihat
dan masukan datang untuknya, namun cintanya begitu kuat sampai akhirnya lea
mendapat tulahnya.
Mereka memutuskan untuk menikah
dalam waktu dekat. Bahkan dalam urusan undangan dan segala lainnya telah mereka
persiapkan. Abi telah datang dan meminta lea kepada orangtuanya. Menjanjikan tentang
segala hal meminta restu dan apapun yang diperlukan untuk membangun bidak rumah
tangga.
Namun, ayah lea tetap tidak
menyutujui. Ada alasan khusus disaat seorang ayah tidak mengijinkan. Ayah hanya
takut abi tidak bisa membahagiakan lea. Ayah takut abi akan membuat lea
menderita. Ketakutan yang wajar dari seorang ayah.
Segala usaha dikerahkan untuk
mendapat restu, hingga akhirnya kedua belah pihak telah setuju dan akan
melangsungkan lamaran pada akhir tahun.
Seharusnya saat itu lea bahagia,
seharusnya saat itu lea mengiyakan. Namun hatinya tidak tenang, terus gelisah
bahkan tak henti berdoa dan menangis memohon ditunjukkan suatu kebenaran dan
diberikan yang terbaik untuk keduanya.
Hatinya diselimuti rasa bersalah
dan tak nyaman. Tuhan baik. dia mengabulkan segala doa baik dari
hamba-hambanya. Abi yang begitu dibanggakan, abi yang begitu dicintai
menunjukkan sapa dirinya. Tanpa ada hujan tanpa ada angin tiba-tiba dia
memutuskan untuk berhenti dan tidak akan pernah bisa melanjutkan lagi. Dia mengatakan
tepat dibulan dimana akan dilangsungkan lamaran.
Menyedihkan. Sikap abi yag
terkesan seenaknya dan tidak ada itikad baik untuk berbicara langsung kepada
orangtua lea membuat lea amembenci abi. Setelah mengucapkan salam perpisahan
yang singkat abi hilang berpaling kepelukan wanita lain. Abi pergi. Dan tidak
pernah kembali hingga kini.
Lea ditinggalkannya sendirian.
Tanpa alasan tanpa apapun. Hanya satu
hal pasti bahwa ini berakhir.
Rasa sakit yang dirasa lea
menjadikan pintu hatinya tertutup bagi siapapun. Enggan menerima lelaki lain,
bukan karena masih mengharapkan abi namun hati dan dirinya masih belum siap
menerima siapapun.
Dia sepenuhnya telah melupakan
abi. Baginya itu hanyalah sepenggal kisah dari perjalanan hidupnya, dan dia
bersyukur karena semua ini ditunjukkan sebelum terlambat. Segala baik buruk abi
disimpannya sendiri.
Tidak hanya ara dan rio yang kini
mendampinginya ada pula pejantan tangguh lain yang mencoba mendekatinya namun sayang
Lea tidak memperdulikan. Dia hanya menerima lelaki yang pernah dia kenal
sebelumnya. Dia enggan untuk bersama yag baru meskipun hanya sekedar berkawan.
Kini, lea semakin beranjak dewasa
memasuki usia ideal untuk menikah. Dorongan dan harapan dari oragtua, keluarga
serta semua yang menyayanginya untuk segera membina rumah tangga. Namun dia
masih betah dengan kesendiriannya. Dia terus menunggu dan menunggu. Menunggu saat
yang tepat entah dengan siapapun itu.
Akhir kisah cinta lea dan abi
yang ironis.
To be continued....
EBREG
Reviewed by Silva_
on
5:55:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment