Cinta itu tak
semudah keinginan kita. Ekspektasi tak selalu sama dengan realita. Terkadang
rasa suka tak berbalas sama. Aku suka kamu, kamunya suka orang lain, aku suka
kamu, kamu suka aku, orang tua kita enggak ngerestuin. Ada banyak rasa yang tak
sama dan tak sebanding. Namun ini tentangku. Hanya tentangku. Seseorang yang
mendambamu lebih dari apapun. Sialnya kisah ini tidak berujung manis, aku
menjadi salah satu dari sejuta yang merasakan dan berada dalam zona cinta tak
berbalas. Ya ini aku, Aku yang suka kamu dan kamu yang suka dia. Ya dia! Tekad kuat
mengejarmu sekuat apapun itu takkan pernah tercapai jika tak ada kesepakatan
diantara keduanya, baik kesepakatan saling menahan ego, perasaan, dan segala
hal yang akan membuat tanda yang jelas seperti status. Baik itu status pacaran,
pernikahan, ataupun justru malah terjebak pada zona nyaman yang menyesatkan “Friendzone”.
Friendzone,
zona yang booming, zona jebakan yang menyenangkan. Menyenangkan jika pada
dasarnya kamu sosok yang miskin komitmen. Namun bagi sebagian orang yang
menginginkan adanya suatu komitmen itu zona yang menyesatkan. Sama halnya
dengan kamu yang bekerja terus menerus tapi tak menuai hasil apapun yang
menguntungkanmu.
Yah, pada intinya
dari kisah cinta yang aku alami selama ini prinsip adanya kesepakatan dalam
sebuah hubungan itu sangat diperlukan, yang enggak lain dan enggak bukan semua
itu untuk mengetahui dan menandai bahwa dia milikku dan aku miliknya. Kesepakatan
yang jelas harus terjadi diantara dua pihak, kamu misalkan mau jadi istri aku ya
kita harus sama-sama memperjuangkan yang ingin dicapai, harus ada kerjasamanya
gitu lah. Ada istilah bertepuk sebelah tangan? Sama halnya dengan itu bagaimana
akan menghasilkan suara dengan sebelah tangan? Sedangkan untuk bertepuk tangan
memerlukan kedua belah tangan yang utuh. Bisa alternatif lain dengan menepuk
hal lain, namun tetap saja itu bukan tepuk tangan ..
Terkadang dalam
suatu waktu dimana terjadi kedekatan yang berlebihan dengan seseorang yang
dirasa semuanya telah menjadi milkku, semua terasa begitu sempurna, namun tetap
saja ada kendalanya.
Sosok yang
kukagumi dan kucintai sepanjang tahun mengenalnya, ternyata masih saja
kutemukan sebuah pembenaran jika dia pada nyatanya bukan untukku karena saat ku
melihat dia dengan dirinya yang begitu bisa diperhatikannya, sangat berbeda bahkan
jelas terlihat perbedaan yang begitu kentara, tak seperti saat dia bersamaku, mungkin
memang benar aku bisa mendapatkannya, aku bisa merasakan bagaimana cintanya,
bagaimana kasih sayangnya, namun matanya tak dapat membohongi, tak ada aku
didalamnya.. sama halnya bahwa aku tak pernah mendapatkan semua itu.
Belum lagi
karena aku mengikuti apapun tentang dirinya, sedikitnya aku tau bahwa kali ini
ada orang lain lagi yang dicintainya, lagi-lagi terulang seperti itu. Kali ini
mungkin sedikit lain, seseorang yang pada awalnya dia anggap sebagai saudara
lama pada awal pertemuan, kemudian menjadi satu keluarga yang berujung saling
jatuh cinta dan kembali terjebak dalam friendzone, pada dasarnya apa yang aku
rasakan terhadapnya diapun merasakan hal yang sama meski tak sebesar perasaan
dan segala yang aku berikan unuknya.
I’m human too
yang terkadang merasa cape ngikutin gimana maunya, gimana inginnya, kemana
alurnya, kemana ujungnya, namun untuk berkeluh kesah pun aku tau itu takkan ada
jawaban apapun. Sekalipun aku keluhkan pada seorang kawan ataupun bahkan orang
lain yang dirasa paham, semua percuma takkan ada jawabannya, rasanya memang seperti
itu terus menerus. Pada akhirnya semua dikembalikan pada seharusnya, saat ku
mengeluh pada sang pencipta adanya perasaan tenang yang hadir begitu saja,
dengan perlahan namun nyata Dia menunjukkan siapa orang yang kucintai selama
ini, meski dalam pengungkapannya perlu pemahaman yang pasti.
Ya lagi-lagi
sebuah misteri dan tidak ada yang instan bukan? Kukira begini taunya begitu,
kukira begitu taunya berubah lagi, sulit untuk mengetahui semuanya dengan
perkiraan dan sikap yang ditunjukkannya kerap kali berubah-ubah.
Jadi, tidak
ada salahnya untuk memendam semua ini dan hanya mengeluh pada Tuhan, meski cara
dalam menjawabnya sulit untuk diterka. Kamu tau? Terkadang tuhan itu hanya
sosok asmaul husna, sosok tuhan didunia bisa berupa kedua orangtua, bahkan
layaknya pepatah tua jika suka sama seseorang maka dekatilah yang
menciptakannya. Tuhankah? Iya tuhan yang menciptakannya lewat kedua orangtuanya,
maka dekatilah kedua orangtuanya karena hati dan perasaan orangtua bisa sampai
kepada anaknya. Orangtua akan tau mana yang terbaik untuk anaknya, dia tau
walau tak selalu bersamamu setiap waktu, dan walau tak melihatmu ketika tengah
bersamanya. Namun, orangtuamu melihat dia yang kamu pilih melalui etikanya,
apakah dia bisa menghargai orangtuamu atau tidak, orangtuamu menilai dari cara
bukan sekedar ucap, cara bersilaturahmi yang baik, merupakan sebuah ucap lewat
tindakan.
Aku tetap
berusaha, seperti yang sudah tidak asing didengar siapapun menikungnya
disepertiga malam. Yah aku selalu memintanya, mengeluhkannya dalam setiap
kesempatan. Sedang dalam nyatanya aku berusaha untuk menunjukkan apa yang aku
bisa untuk menarik perhatiannya.
Apa yang
salah? Apa yang kurang? Hingga hatinya masih tidak tergerak untukku? Hingga hatinya
masih tidak bisa menerimaku?
Kukira dia
dapat kugenggam kini, dengan semua yang terjadi namun masih belum bisa.
Namun, dalam
segala hal yang terjadi aku tetap menjadi seorang yang beruntung dimana aku
masih bisa dekat dengannya, bisa bersamanya bisa mengetahui segala keluh
kesahnya, mengetahui segala tentangnya.
Aku tau dia
tau.
Aku yakin dia
mengerti.
Finally, aku
tidak tau apalagi yang harus aku lakukan ibarat kata aku hanya akan menuai apa
yang aku tanam. Akan ada tiga kemungkinan yang sepertinya akan terjadi. Apakah hasilnya
akan memuaskan, sesuai atau justru sebaliknya. Setidaknya Aku t’lah berusaha dan
terus berusaha menggapainya.
Sejauh yang
kubisa, kamu tetap ada didepan mata hingga saatnya tiba kamu memilihnya atau
justru memilihku atau mungkin aku yang pergi mencari rumah baru.
Anger explosion !
Reviewed by Silva_
on
12:33:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment