Terjebak kepastian [1]


Hai namaku kencana. Kata ibuku, kencana berarti emas. Kata ayahku kencana berarti suatu kebanggaan. Sering dipakai raja-raja terdahulu, dan bahkan hingga kini masih sangat dijaga keasliannya. Kencana, ya itu namaku. Katanya, banyak orang yang bahagia ketika melihatku, sifatku yang ceria dan memiliki sejuta manfaat layaknya emas sungguhan. Orang-orang mencintaiku, mencariku, bahkan membutuhkanku. Aku lahir di hari minggu, yang menurut kepercayaanku dihari kelahiran yang seperti itu berarti sama dengan kelahiran mega, aku senang berada diatas dan disanjung. Sangat pas dengan namaku bukan?

Oh iya, usiaku kini menginjak 22 tahun, dan itu baru saja kuinjak beberapa hari kemarin.

Ada banyak hal yang kulewati sepanjang usiaku. Hal-hal yang menjadikanku semakin menjadi pribadi yang kuat menurutku. Aku bahkan mampu menyembunyikan satu buah kutu agar tak terlihat oleh siapapun. Keren bukan?

Aku anak pertama dari dua bersaudari, yah itu karena adikku seorang perempuan yang sangat jauh berbeda denganku. Namanya putri. Sepertinya orangtuaku menganggap kami adalah aset kerajaan kecil mereka, sehingga aku harus mencari suami dengan nama yang indah agar serasi dengan nama-nama kami hahahaaa..

Aku dan adikku dilahirkan dengan jarak yang tidak jauh berbeda, hanya berjarak 8 tahun saja. Kami dekat tapi jarak tidak begitu dekat, setidaknya kami masih berada disatu provinsi.

Aku terbiasa dengan kesendirian. Duniaku adalah diriku. Namun aku tidak suka akan “sepi”. Aku selalu ingin ramai, layaknya emas yang selalu dikerumuni siapapun, tidak peduli akan usia, jabatan, bahkan harta.

Aku menyilaukan setiap mata yang memandang, dengan tingkah konyolku yang terkadang membuat orang sekitarku merasa sebal.

Kamu tau?

Saat ini aku sangat beruntung dikelilingi banyak orang yang aku sayang, aku harap emas tidak punah dan tidak langka sehingga mereka tetap ada bersamaku.

Mereka seringkali menasihati bahkan memarahiku. Ada empat orang yang paling tau segalanya. Mereka orang-orang yang luar biasa, aku banyak belajar dari kehidupannya. Usia kami tidak terpaut jauh hanya berbeda 2-3 tahun saja.

Aku baru mengenal mereka, namun ini melebihi kedekatan dengan orang yang bertahun-tahun bersama. Aku menemukan kehangatan disana, aku semakin beersinar meski keberadaanku semakin langka dan mungkin sebentar lagi aku akan hilang.

Saat ini pasti mereka sedang mengutuki diri mereka sendiri karena kebodohannya melupakan suatu hal penting. Tapi itu bukan sepenuhnya kesalahan mereka, ini hanya satu dari sejuta kemampuanku yang aku banggakan. Bukankah sudah kukatakan aku pandai menyembunyikan sesuatu bahkan itu hanyalah berupa seekor kutu?.

Masuklah, duduk bersamaku. Akan kuceritakan apapun yang kamu ingin ketahui. Namun, jangan seperti kawanku. Mereka selalu saja geram dan memarahiku.

Ini kisahku, kisah hidupku.

Asmara, keluarga, sahabat, semuanya ada.


Bermainlah di duniaku.

Aku kencana. Kelahiran Maret 22 tahun silam. Aku terjebak kepastian. Ini ceritaku. Masuklah dan jadilah aku untuk beberapa waktu.





To be continue

Terjebak kepastian [1] Terjebak kepastian [1] Reviewed by Silva_ on 8:03:00 am Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.