Pendek

Ah nampaknya sudah cukup lama aku tidak berkunjung kelaman ini. Merindukanku ? Tak mengapa jika tidakpun. Kabarku baik tentu saja dengan jerawat yang bertengger dimana-mana, dan lemak yang memenuhi timbangan. Sepenuhnya aku baik-baik saja. Ya kuyakini demikian.

Saat tanpa sengaja membaca satu baris kata di feed story, entah mengapa aku jadi mengenang wajah kalian satu persatu. Kata yang sederhana, “….kita pernah sedekat Desember ke Januari, dan kini sejauh Januari ke Desember”.

Ya, kita yang dulu begitu dekat. Sampai akhirnya menjauh dan menjadi resolusi baru.

Ceritakita - Wajah-wajah penuh cerita, dari kebenaran hingga kebohongan dan kisah klasik tak masuk akal.

Membagi pagi, siang dan malam. Cerita demi cerita terus bergulir, tentangmu, tentangku, tentangnya dan tentang apapun yang tak pernah menemui kata bosan untuk diceritakan.

Hal-hal kecil yang menjadi intrik yang terkadangpun menggelitik. Hei apa kabar? Masihkah kamu menghindarinya? Masihkah kamu mengejarnya? Sudahkah kamu temukan jawabannya? Masihkah kamu mengharapkannya? Masihkah kamu bodoh dengan menerima segala sikap buruk darinya? Masihkah kamu begitu-begitu saja? Masihkah kamu membual? Masihkah kamu bercerita hingga lupa waktu? Masihkah kamu bernyanyi dikala pagi dan malam? Masihkah kamu tidak bias mengatur waktu tidurmu? Masihkah kamu berkutat dengan skripsimu? Masihkah kamu tenggelam dalam segala mimpi dan ambisi..


Teruntuk kamu, kamu, kamu, kamu, dan kalian.
Apakah ada rindu yang terselip untukku, sama halnya dengan apa yang aku rasakan?

Rindu yang datang tiba-tiba tanpa nyanyian, tanpa gerakan, tanpa tempat makan.

Rindu yang tiba-tiba hadir, tidak tau tempat, waktu dan dengan siapa keberadaan kita saat itu.

Rindu yang kurang ajar karena menampilkan adegan demi adegan klise, tentang cara bicara, tertawa, bahkan membual.

Hey tahukah, saking aku suka bersamamu bahkan kebohongan apapun yang kamu katakan aku menyukainya.

Percayalah, tidak ada dendam dan benci disini.

Hanya saja sedikit rasa gedeg pasti ada jika ingat masa dimana aku begitu terbuai dengan bualanmu.

Ya ya ya.. pembual !!!!

That’s you dude.

Entah karena jarak, status, usia atau apalah itu namanya sekarang bahkan untuk bertegur sapa pun ada benteng yang tak Nampak, begitu enggan, canggung dan tidak tau harus memulai obrolan darimana. Padahal hanya untuk bertanya, hei apa kabar? Sudah kentut belum? Bagaimana kabar ketek? Masih asem kah? Atau pertanyaan lain tapi yasudahlah, waktu selalu punya cara bukan. Sama halnya ketika pertama kita bertegur sapa, terlibat dalam pertemuan demi pertemuan, percakapan panjang, nasehat, tangisan, ejekan, hingga akhirnya sirna, duaaaaaaar yang tersisa tinggal serpihan.

Hahahaaa,

Kadang aku masih percaya dengan ucap yang jika rindu maka akan datang kedalam mimpi. Ya, beberapa kali kalian hadir dalam mimpi, dan tetap menyebalkan. Tapi setidaknya aku tau kabar kalian baik-baik saja.


Kamu tau, aku jadi anak baik sekarang. Tidak lagi bercerita tentang banyak hal selain pada orang yang berada disisiku. Well, dulu aku emang selalu sendiri, ya dengan konflik demi konflik, terjepit diantara cinta segitiga, menjadi pilihan, sampai akhirnya ditinggalkan. Atau menjadi sebuah harapan namun dihempaskan.

Yah, selalu tidak menyenangkan.
Kalian pasti tau aku sudah bersama seseorang kini, seseorang yang awalnya enggan kutemui, kurespon apalagi uuuuh males, seseorang yang benar-benar tidak terduga bahkan tidak pernah aku pikirkan sekalipun.

Yah, jika tidak Ada aral melintang kami bersatu dalam waktu dekat. Jika ada waktu datanglah, ada banyak makanan nanti, ada jamur, mustopa, karedok, yah semua makanan yang kalian suka dan aku juga, hahahaaa.

Aku banyak belajar saat bersama kalian, maka kini aku perlakukan dia dengan sebaik-baiknya manusia. Etdah.

Sejauh ini demikian, hehe.

Sepertinya sedikit banyak terjadi perubahan padaku, selain kelenjar minyak di wajah dan lemak memuakkan ini tentunya.

Aku lebih bisa mengontrol diri sekarang,  tidak lagi menjadi budak cinta, merengek menangis dan memohon. Tidak lagi mengeluarkan emosi yang meledak-ledak, kecuali jika kontraksi diperut sih ya panggilan alam.

Akupun tidak harus memikirkan bagaimana posisi dia, posisi orang lain yang harus aku jaga perasaannya yang bahkan aku membunuh perasaanku untuk itu. Bayaran yang mahal.

Kini, aku menjalani kehidupan yang seharusnya. Meskipun belum banyak kemajuan, dan belum banyak progress yang berhasil, tapi aku bahagia. Setidaknya aku tidak lagi terjebak dalam kebodohan, tidak lagi terjebak dengan anggapan netizen, tidak lagi pusing memikirkan bagaimana siapa bahkan pernah berpikir untuk terus bersama kesendirian. Ah bodohnya.

Kamu sih lagian ah..

Eeeeeh.

Ya, aku akan menikah, mempunyai keturunan, dan menikmati hidup. Sesederhana itu.

Meskipun didalamnya aku harus lebih ekstra dalam berbagai hal.

Perihal ramalan aku sudah menyerah jauh.
Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya, apapun yang terjadi kedepan aku siap menanggung resikonya.
Tidak ada yang kuharapkan. Tidak mengharapkanmu dan juga kalian.
Ya, aku tidak menyesal bersamanya.
Ini jalan hidupku, pahit manis harus kuterima dan kuselesaikan.
Setidaknya pernah ada kisah tentang kita yang bias kamu ambil hikmahnya kedepan.
Senang pernah mengenal kalian begitu dekat dan dalam. Sayang, Tuhan mempertemukan kita bukan untuk dipersatukan dalam ikatan pernikahan, tapi cukup menjadi satu kenangan yang takkan terpisahkan.

Semoga kita semua berlabuh ditempat seharusnya, tidak lagi bersikap bodoh, menyakiti, dan terombang ambing tanpa kepastian.
Beberapa orang tidak pernah pergi darimu, bahkan saat orang itu tidak lagi bersamamu. 
Jika sudah waktunya, siapapun nanti sandingannya.

Kuharap kalian datang memenuhi undanganku.













Hari ke 11 awal tahun baru.. 
Pendek Pendek Reviewed by Silva_ on 4:17:00 pm Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.