Hai ijinkan aku membagikan
keluh kesahku lagi disini.
Dengan menghela nafas
panjang dan pikiran yang begitu berkecamuk, ah ini hampir mendekati jalan
keluar. Ya jika saja aku lebih berani kepastian ini sudah ada didepan mata dan
digenggam.
Namun sayang, aku tak cukup
nyali untuk sekedar bertanya dan menuntut hak ku.
Sudah cukup lama aku berada
disana, dan sudah cukup lama juga aku bergelut dengan diriku sendiri.
Hati, pikiran dan perbuatan
yang tak pernah sejalan dan hanya berujung nanti, nanti, nanti, nanti, sedikit
lagi, sebentar lagi, bersabarlah lagi. Selalu dan selalu saja seperti itu.
Namun aku tetap manusia
biasa, kesabaran selalu menemui kemuakkan. Senyuman selalu berdampingan dengan
kemarahan dan air mata.
Tolong..
Ah aku minta tolong kepada
manusia siapa lagi?
Sudah cukup aku mengenal
mereka, sudah cukup aku tau bagaimana tabiatnya. Whooo dunia ini kejam.
Ini memang tidak seberapa,
ya tidak seberapa bahkan tidak ada apa-apanya jika disbanding yang lain, tapi
hei ini aku. Bukankah setiap mahluk memiliki batasan kesusahan masing-masing? Bukankah
setiap mahluk memiliki levelnya sendiri?
Ini aku Cuma aku. Ya aku
sendirian hahahahaaaa
Payah !!!
Itu yang slalu kukatakan
pada diriku sendiri, kamu payah! Kamu payah! Mana keberanianmu? Mana koar-koar
emosimu? Kenapa tidak dikeluarkan? Orangnya ad dihadapanmu, mana keberanianmu? Dasar
payah dasar lemah. Kamu membutuhkan motivasi seperti apalagi, kamu butuh
dicambuk sesakit apalagi? Mana tindakanmu? Diam tidak menyelesaikan masalah
apapun.
Iya, iya aku tau, aku tau
apa yang harus aku lakukan dan aku tau apa resiko yang aku dapatkan ,aku tau
lebih disbanding apa yang kamu tau, aku tau aku tau aku tau, tapi aku tidak
mampu,. Bahkan untuk menjejakkan kakiku menghampirinya aku tidak mampu. Berat sekali
rasanya, kenapa?? Kenapa seperti ini?? Apa yang salah??
Pagi ini, suasana kantor
cukup lenggang. Bahkan terlalu lenggang, hanya ada aku dan kepala disana. Semua
orang sudah pergi ke divisi masing-masing. Hanya aku yang bebas tugas.
Pikirku ini kesempatan baik
jika aku berbicara dengannya, pikirku ini kesempatan baik untuk mendapatkan
jalan keluar dari semua yang kurisaukan. Namun, sayang seribu sayang hingga
jarum jam berputar berpuluh-puluh kalipun aku tetap tidak mampu mengeluarkan
sepatah katapun. Semuanya tertahan dihati dan pikiranku. Jangankan untuk
membuka mulut, menatapnya pun aku tidak mampu. Ya tuhan, bagaimana aku akan
menemukan jawaban jika hal sepele seperti ini saja aku begitu payah????
Aku berusaha menangkan
diriku, sudah hampir 4 jam dan tidak ada perubahan, aaaarrrrrgh tanpa sadar air
mataku menetes setetes demi setetes, salahku. Kesempatan itu hilang. Harusnya aku
berani bertanya, baik atau buruk hasilnya itu lebih baik, sekarang aku hanya
mampu duduk terdiam dan mengontrol diriku yang sudah tidak karuan.
Aku mencoba tersenyum,
menyemangati diriku sendiri. Berdoa kepada tuhan agar diberikan jalan terbaik.
Aku ingin permasalahan pelik
ini segera usai, aku ingin segera mendapatkan apa yang seharusnya kudapatkan. Sulit
sekali. Sungguh, ini terlalu berat.
Bertahun-tahun bekerja
disana tidak cukup untuk diakui. Aku egois. Kuakui itu,aku bekerja dengan
pamrih. Aku membutuhkan imbalan untuk kerja kerasku.
Namun apa yang kudapat
hingga kini, aku masih belum diakui. Aku tidak pernah benar-benar ada disana. Wujudku
ada, namun semua dataku tidak ada. Kerja kerasku ada, setara dengan para senior
disana, jam terbang yang sama, kesusahan yang sama, namun dengan keberuntungan
yang berbeda.
Ya tuhan, pada manusia yang
bagaimana aku meminta pertolongan disini?
Setiap hari pekerjaanku
semakin banyak, waktuku semakin terkuras untuk tempat itu dan untuk mereka, tak
apa pikirku, toh aku dapat ilmunya, aku dapat pengalamannya, aku dapat
berkahnya, namun setan dihatiku tidak menerima. Dia terus menyerang
bertubi-tubi, “hey kamu butuh diakui, kamu butuh dihargai, rezekimu memang
sudah ada yang mengatur, menjemputnya setiap waktu kamu lakukan, namun tempat
ini lebih kejam dari kami. Tempat ini tidak memiliki nurani. Mereka tidak
memikirkan bagaimana nasibmu, keluarlah tinggalkan tempat ini carilah tempatmu
yang lain, carilah rezekimu ditempat lain disini tidak ada harapan, tidak ada
yang peduli padamu. Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri, coba buka
mata buka hati, sadarlah. Aku tau kamu mengetahuinya dan aku tau kamu terus
menutupi dan memebesarkan hati. Hei, orangtuamu menyekolahkan kamu tidak
gratis. Mereka banting tulang mencari rezeki kesana kemari untuk
menyekolahkanmu setinggi mungkin agar kelak kamu bisa menjadi andalan mereka,
agar kelak kamu lah yang mengurus mereka melalui ilmumu, melalui kemampuanmu. Disini,
tahun-tahun berhargamu terbuang sia-sia. Tidak ada yang peduli padamu. Tidak ada
yang peduli nasibmu. Kamu semakin diinjak-injak. Bahkan anak-anak kecil itu
mulai menginjakmu, mereka tau posisimu, meskipun apa yang kamu pakai sama,
meskipun apa yang kamu lakukan sama, tapi itu tidak menutup siapa dirimu
disana. Sadarlah ! pergi dari tempat terkutuk ini!”
Apa yang bisa menyadarkanmu,
dan apa yang membuatmu bertahan?
Tempat ini terlalu kejam
bahkan lebih kejam dari tempatmu yang dulu.
Kamu tidak benar-benar siap
dengan tempat ini, dengan orang-orang didalamnya.
Pergilah, bebaskan. Bebaskan
diri dan pikiranmu.
Tak apa tak disini,
setidaknya kamu lebih bahagia lagi.
Aku sayang diriku.
Aku mencintai diriku.
Dan aku tidak ingin ada satu
kebencian disini, bebaskan, langkahkah kaki, tanyakan terima hasilnya dan semua
tergantung pada kita.
Stay or leave?
Apapun yang terjadi aku
tetap jadi bagian diri kamu. Aku tetap aku.
Berjuanglah sekalilagi,
sedikit lagi. Melangkahkah, bebaskan segala belenggu yang menghimpit ini,
bebaskan segala rasa sakit yang terus ditutup dan dikunci, agar kelak kita bisa
benar-benar menemukan kebahagiaan yang kita cari.
Teruslah berbuat baik dan
tegaskan diri.
Semangat untukku.
STAY OR LEAVE ?
Reviewed by Silva_
on
12:22:00 pm
Rating:
No comments:
Post a Comment