Logika memang tahu bagaimana membuat keputusan yang benar, tapi hati tahu mana yang buat bahagia bahkan jika itu keputusan yang salah
“Mas, nanti malem sibuk enggak? Temenin aku dong aku kangen kamu !”
“Sayang, aku kerja aku enggak janji
bisa nemenin kamu, nanti aku kabarin kamu kok kamu tenang aja. Sekarang mending
kamu belajar, biar nambah pinter, ya sayang yah !”
“Mm, iya deh mas. Semangat ya
kerjanya.. aku sayang kamu !”
“Aku lebih sayang kamu cinta!!”
Mas Abi, laki-laki yang aku pilih untuk
menjadi pendamping hidupku, kelika likuan hidup yang pernah aku alami sampai
akhirnya Tuhan menggiringku untuk bersamanya.
Kami memang belum menikah, belum ada
kesiapan moril. Maklumlah, di era sekarang syarat nikah itu bukan Cuma saksi,
wali, penghulu dan mahar namun ada banyak pretelan-pretelan yang harus di
penuhi. Tidak jarang hal itu menyulitkan untuk bersatu, kami salah satunya.
Bagiku, dia laki-laki hebat. Berani berkata
“TIDAK” dan berani menolak bahkan menentang kemauanku. Aku seorang perempuan
yang manja. Segala kemauanku dituruti, setiap laki-laki yang pernah bersamaku
selalu memanjakanku. Memberikan apapun untuk membahagiakanku. Namun, semua itu
tidak aku dapatkan darinya.
Hal itu pula yang membuatku jatuh cinta
padanya. Ada sisi menarik yang temukan darinya, membuatku menjadi kepribadian
yang berbeda dari sebelumnya, aku yang terbiasa di tunggu hingga akhirnya aku sendiri yang menunggu. Aku yang terbiasa di
fasilitasi, kali ini aku yang memberikan fasilitas.
Entah ini yang di sebut hukum alam,
atau mungkin hal lain.
Hubungan kami tidak semulus cerita di
sinetron, ada banyak perseteruan yang terkadang akar masalahnya sendiri tidak
jelas, apa dan mengapa yang tidak jadi sesuatu yang nyata.
Kisah cintaku ini hanyalah sebuah kisah
yang aku ceritakan pada tiga hal. Tuhanku, diriku, dan kamu.
Setiap malam aku berdoa, diantaranya
untuk di pertemukan dengan jodohku, dan hanya mencintai laki-laki yang
benar-benar akan menjadi imamku. Usiaku sudah pantas untuk menjadi seorang
istri ataupun seorang nyonya dari tuan antah berantah. Atau mungkin jika
berjodoh aku akan menjadi nyonya Abiyasa Sandoko.
Malam ini aku kembali mengadu, bertukar
cerita dengan Tuhanku, tidak-tidak hanya aku yang bercerita, Dia hanya mendengarkanku
dan sesekali memelukku bahkan bercanda denganku dengan semilir angin yang
sengaja dikirimkannya.
Mas Abi, aku mendambanya meski tak
sedamba saat itu, kini aku dapat lebih tenang dan mengontrol diriku dengan
cukup baik.
“Mas, malam ini aku sudah berdoa untukmu, jangan khawatir doanya baik, tidak pernah buruk tentangmu, yang aku khawatirkan jika di luar sana ada juga yang berdoa untukku malah doanya tidak kalah baik, lebih baik malah dan dia bukan kamu.!!”
Rasanya malam ini doaku agak aneh, ini
karena hatiku cukup terusik dengan keberadaan sosok lain selain mas Abi,
laki-laki yang justru kebalikan dari mas Abi. Aku takut jika ternyata Tuhan
mengabulkan doa laki-laki di luar sana yang aku bahkan tidak tau siapa dia.
Aku memiliki seorang kawan, namanya
Khumairah. Dia kawan baikku, tidak jarang kami bertukar cerita bahkan hal yang
tidak pantas sekalipun. Begitupun dengan saat ini, dia yang begitu emosi
mengetahui bagaimana sikap mas Abi terhadapku.
“Hei bung ! jangan nyuekin cewek
kelamaan, ntar pas dia udah nyaman sama yang lain tau rasa deh lu !”
Sent.
12:30 pm.
1
message received
“Orang cuek itu punya sayang yang luar
biasa untuk orang yang dia sayang, punya kesetiaan yang tinggi, rasa rela
berkorban yang kuat dan punya rasa kesabaran yang tiada habis. Orang cuek itu
bisa buat orang lain jatuh cinta dengan sendirinya dan berlaku seadanya. Lu
enggak ada hak buat ngomong gitu ke gue, dia cewek gue dan gue tau apa yang
mesti gue lakuin buat bikin dia bahagia !!”
Perempuan itu nampak mengernyitkan dahi
tanda ada sesuatu tengah terjadi. Tatapan nya tajam penuh selidik.
“Mba, Lu bahagia?”
“Aku? Bahagia!” Jawabku.
“Jujur mba, apa mba bahagia terutama
sama mas Abi?” tanyanya penuh selidik.
“Aku bahagia cantikku, aku bahagia. Aku
bahagia bersamanya. Kenapa sih ??”
“Apa yang buat mba jatuh cinta sama mas
Abi? Ceritakan apapun tentang hubungan mba sama mas Abi, aku mau tau. Jangan ada
yang disembunyiin lagi mba please mba..”
ujarnya merajuk.
“Kamu mau aku jawab apa?”
“Mba, ayoo dong cerita...!! “
“Mau denger berapa episode kamu?”
“Mbaaaaa............................................”
kali ini mukanya sudah tidak enak dipandang, bibir dimonyongkan, mata menyipit,
dahi mengkerut dan ah sudahlah.
“Mba, sayang banget sama mas Abi,
bahkan jika itu kebohongan yang keluar dari mulutnya mba tetep akan percaya
sama dia. Mas Abi itu sosok yang pandai membolak balik hati mba, tapi.. bukan
berarti mba menganggap dia adalah sang pencipta. Ini hanya tentang perasaan
saja.”
“Apa yang membuat mba bisa sepercaya
itu ke mas Abi? Apa yang mas Abi kasih
ke mba ? ceritakanlah lebih banyak padaku tentangnya mba.. ceritakaan..”
“Umai, kamu mau tau apa? Mba sama mas
Abi dua bulan lagi mau lamaran, mba enggak mau cerita apapun sama kamu, yang
ada nanti mba malah inget sama masa lalu mba sama mas Abi. Enggak ah enggak mau
!!”
Logika memang tahu bagaimana membuat keputusan yang benar, tapi hati tahu mana yang buat bahagia bahkan jika itu keputusan yang salah
Reviewed by Silva_
on
9:30:00 pm
Rating:

No comments:
Post a Comment