Red alert


Berbicara soal rasa memang tak pernah ada habisnya, bahkan disaat hati kita menjatuhkan rasanya kita tak dapat menebak dan menyanggah dia akan singgah dimana. Melawan perasaan hanya akan menjadikan semakin sakit dan tersiksa. Mengapa? Bahkan untuk mengungkapkan saja begitu sulit? Bukankah tugas kita hanya memberi tahu tanpa pamrih? Bukankah jika tanpa pamrih berarti kita tidak harus menuntut balas? Lalu, apa dengan memendam dan menunggu itu lebih baik? lantas jika yang disinggahi dibawa pergi insan lain kamu bisa apa? Mengutuk dirimu sendiri ? karena dia terlanjur pergi tanpa tau bahwa selama ini kamu menyimpan rasa terhadapnya?

Akuilah, sekali ini saja. Katakan padanya, aku menyukaimu. Tanpa alasan hanya menyukaimu. Apa kamu keberatan denga rasa yang ku sampaikan? Berkali-kali mencoba menepis semua rasa ini, berkali-kali mencoba melupakan dan mengikis. Tapi apa kamu tau bagaimana rasanya? Itu tidak mudah. Karena rasa bahkan tak nampak, karena rasa bahkan tak berwujud, namun meski begitu sakitnya menyebar ke segala arah dan penjuru.


Ijinkan aku mengatakan dan mengakui yang sebenarnya. Aku menyukaimu. Aku menyayangimu. Aku mencintaimu. Tanpa alasan. Tanpa rencana. Tolong cukup dengarkan saja, bahkan jika kamu tidak memiliki rasa yang sama setidaknya kamu sudah mengetahui apa yang aku rasakan.

Sebegitu sulitkah menerima kenyataan?

Sebegitu sulitkah bahkan untuk sekedar mengatakan?

Terlalu banyak ketakutan bahkan hanya dengan menyampaikan.

Aku belum siap untuk perubahan terburuk.

Aku belum siap untuk kehilangan.

Meski tak ku katakan langsung, kuharap kamu mampu merasakan.

Red alert Red alert Reviewed by Silva_ on 6:02:00 pm Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.