Dia terus mondar mandir disamping rumahku, terkadang dia mendengus
marah, terkadang dia membenturkan anggota tubuhnya, entah apa yang dia mau.
Aku
terus memperhatikan gerak geriknya dari balik tirai.
Aku
memperhatikan setiap bentuk tubuhnya, mahluk apa ini? Ah kenapa aku begitu
bodoh sehingga tidak mengenal dia mahluk apa.
Berbulu
putih, dengan bibir hitam dan barisan gigi bertaring tajam ,kuku panjang hitam,
seperti rakun tapi bukan, seperti tupai bersayap namun bukan tupai, tubuhnya
kecil namun gesit dan cepat.
ah
aku bosan jika harus terus memantau dan menunggu apa yang akan dilakukannya.
Kubuka pintu secara perlahan, sial aku kalah cepat dia langsung menerkamku
memberikan goresan goresan diwajah dan tanganku.
Aku
membantingnya dengan keras, berusaha melepaskan cengkraman yang dia ciptaan.
Mahluk
menyebalkan, aku harus bergelut dengan mahluk kecil yang menyeramkan ini..
Aku
tidak mau kalah, ku cekik dia, dan kupelintir kedua tangannya.
"hei,
siapa kamu? Apa yang kamu mau? Katakan atau kamu mati" aku berhasil
membalikkan keadaan.
Bukannya
menjawab dia malah menangis pilu,
"jawab
sekarang atau mati!! "
"maafkan
Aku, maaf.. Aku hanya diperintah, maaf "
"jelaskan
dengan benar!! "ujarku dengan mempertegas cengkraman yang kuciptakan tadi.
"aku
dikirim oleh seseorang yang membenci keluarga ini, aku diharuskan menyebar
penyakit dirumah ini, membuat keluarga ini kesakitan terus menerus dengan macam
luka dan duka. Namun aku tidak mampu melakukannya, aku tidak sanggup melewati
semua yang ada disini. Santi yang menyuruhku. Sekarang aku sudah mengakuinya,
maka ampunilah aku, ampuni maksud dan tugasku "
Aku
melonggarkan cengkramanku, tetap dengan tatapan penuh selidik, mahluk itu kini
tertunduk lesu, bulir air mata terus mengalir, sedangkan dihadapanku kini ada
beberapa orang perempuan dibalik pintu mengenakan baju serba putih dan
tertutup, mereka hanya terdiam disana tak mampu masuk, hanya menyaksikan apa
yang terjadi saat ini.
"aku
memaafkanmu, benar atau tidak dengan apa yang kamu katakan aku memaafkanmu.
Sekarang, semoga keselamatan ada padamu dan keluargaku. Pergilah pada tempat
yang kamu mau, jika memang hatimu ragu melakukan hal yang kamu tak suka jangan
paksakan. Jauhi keluargaku, jangan usik Lagi. Jika sampai aku bertemu denganmu
lagi, dan ternyata kamu masih melakukan hal yang sama, kamu akan mati. Aku yang
akan membunuhmu. Sekarang pergilah tinggalkan rumah ini "aku melepaskannya
membiarkan dia pergi menghilang entah Kemana, dan barisan perempuan tadi mereka
tetap berdiri disana, aku tidak menanyainya aku tidak tertarik pada mereka.
Aku
memejamkan mataku, aku terbangun dari mimpiku.
Hh, apa maksudnya?
Haruskah
seperti ini lagi?
Makna
Reviewed by Silva_
on
9:25:00 am
Rating:
No comments:
Post a Comment