“Kak, dipanggil ayah tuh suruh kedepan ada yang
mau diobrolin ke kakak sekarang penting !!”
Ceritakita - Aku yang memang sedang asyik main game tidak
terlalu mengindahkan apa yang disampaikan mamah,
“Kak, cepet sih nanti lagi ngegame nya, sini
bentar..”
Dengan ogah-ogahan aku menghampiri ayah, disusul
oleh mamah dibelakangku.
“Duduk kak!” ayah mulai membuka obrolan.
Akupun duduk dengan tetap menyelesaikan game
yang sedari tadi kumainkan.
Tanpa memintaku menyimpan hp dan bertatap muka,
ayah melanjutkan obrolannya.
“Kak, usia kakak ssekarang berapa? Udah masuk 23
ya kan? Kakak punya pacar kah?”
“Tidak!”
“Loh kenapa?”
“Kan sejak dulu ayah tidak memberikan kakak ijin
untuk berpacaran..”
“Sekarang ayah sudah mengijinkan, bawa pilihanmu
kemari. Ayah kan sebulan yang lalu sudah memberikan waktu untukmu menentukan
pilihan akan dengan siapa, dan sekarang waktunya habis saatnya kamu setor nama
yang bakal jadi menantu dirumah ini!”
“Maaf ayah, aku tidak mengindahkannya jadi tidak
ada nama yang bisa aku setorkan sekarang!”
“Kenapa?”
“Ayah, bolehkah jika aku menyerahkan segala keputusan ini pada kalian berdua? Terutama padamu? Sejak dahulu pilihanku selalu salah, sejak dulu aku selalu membantah kini aku semakin tau dan merasakan maka, untuk hal seperti ini aku serahkan sepenuhnya pada kalian. Siapapun yang kalian pilih aku akan mengikuti. Meskipun aku yang menjalani kelak tapi aku yakin plihan kalian itulah yang terbaik. “
“Kak, ayah tau ada banyak laki-laki yang ingin
menjadikanmu istrinya, meskipun ayah juga heran kenapa kamu yang dipilih. Padahal
kamu ini gadis yang urakan jorok bahkan masih seperti anak kecil. Dari sekian
banyak itu tidak adakah satu yang jadi pilihanmu?”
“Tidak!”
“Ayah tidak akan menghalangi kamu dengan siapapun kak, soal harta bisa dicari begitupun dengan tahta. Ayah ingin siapapun pilihanmu, kamu tidak pernah menyesal dan pastikan jika pernikaahan ini hanya sekali dalam seumur hidupmu. Laki-laki itu harus mampu membahagiakanmu, mengangkat derajatmu, membuattmu nyaman meski haruss dengan hal yang sederhana. Laki-laki itu harus mampu membawamu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keluarganya harus mampu menerima mu, kebahagiaanmu yang ayah harapkan. Ayah tidak akan mengekangmu lagi, katakan pilihanmu dan ayah akann mengikutinya.”
“Ayah tidak akan menghalangi kamu dengan siapapun kak, soal harta bisa dicari begitupun dengan tahta. Ayah ingin siapapun pilihanmu, kamu tidak pernah menyesal dan pastikan jika pernikaahan ini hanya sekali dalam seumur hidupmu. Laki-laki itu harus mampu membahagiakanmu, mengangkat derajatmu, membuattmu nyaman meski haruss dengan hal yang sederhana. Laki-laki itu harus mampu membawamu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keluarganya harus mampu menerima mu, kebahagiaanmu yang ayah harapkan. Ayah tidak akan mengekangmu lagi, katakan pilihanmu dan ayah akann mengikutinya.”
“Ayaaaaah.. maaf bukan aku tidak menghargai segala
bentuk kebaikan ayah hanya saja memang belum ada satupun yang aku yakini akan
menjadi sosok yang akan menemani sampai nanti. Selain karena kebiasaan dari
ayah sejak dulu, jujur itu membuatku semakin dingin dan malas untuk berhubungan
dengan lelaki manapun ditambah lagi dengan ssegala hal yang telah aku lalui
yang mungkin aya tidak mengetahuinya. Ayah, akupun ingin menikah dan membahagiakan
kalian. Hanya saja belum untuk saat ini. Jika ada laki-laki yang nekad datang
kesini dan dia melamarku pada ayah ,ayahpun menyetujuinya maka laki-laki itulah
yang aku pilih. “
“Tapi yang akan menikah itu kamu bukan ayah?”
“Iya aku tau, tapi aku ingin semua itu bagaimana kalian. Aku percaya pada pilihan kalian. Dari semua yang telah terjadi dari semua yang telah kulakukan aku masih bingung dengan pilihanku, jadi aku sudah memutuskan siapapun yang datang kemari dan melamarku pada kalian maka dia yang aku pilih. Satu lagi, jika diijinkan kelak jika sudah menikah aku ingin mandiri, memiliki rumahku sendiri. Tolong sampaikan itu pada laki-laki yang melamarku. Sampaikan bahwa aku tidak ingin membebani keluarga manapun. Mengontrak rumahpun tak apa. Asalkan tidak satu rumah dengan salaah satu dari dua keluarga. Sukur-sukur jika lelaki itu sudah memilliki rumah sendiri.”
“Baiklah kak jika demikian, maka
kesimpulannya....
*!#@$%
To be continued kalo keyeng...
it's not just about us
Reviewed by Silva_
on
11:55:00 am
Rating:
No comments:
Post a Comment