Apa yang lebih mengecewakan dari berharap pada
manusia?
Ceritakita - Baru saja kemarin kuutarakan niatku, baru saja
kemarin kusampaikan segala macam itikadku, baru saja kemarin semua yang
kusimpan rapat selama bertahun-tahun kuutarakan, ya rasanya itu baru saja
kemarin, tiba-tiba saja alam hitungan jam kudapati kabar dirimu dipinang orang
lain.
Kau bilangkau tidak berhubungan dengan siapapun,
kau bilang kau tidak sedang dekat dengan siapapun, lantas siapa dia? Siapa laki-laki
yang kini menjadi caalon suamimu? Siapa laki-laki yang akan bersanding
denganmu? Apakah aku mengenalnya? Siapa laki-laki yang mendahuluiku?
Hh, aku tidak tau harus berbuat apa kala kabar itu
kuterima langsung darimu, dengan terbata-bata dan isak tangis kau sampaikan
kabar yang bak simalakama ini. Aku senang, sekaligus sedih.
Aku tidak tau harus menjawab apa selain berucap
selamat padamu seperti orang bodoh, datar tanpa ekspresi dan tatapan nanar.
Aku tidak mampu menyembunyikan keterkejutanku akan
berita yang datang tiba-tiba. Kukira ini hanya prank, namun saat itu aku sedang
tidak berulang tahun, kukira ini hanya omong kosong, namun air matamu tak dapat
kuanggap demikian.
Namun jujur, aku bahagia. Aku bahagia dengan
bahagiamu.
Mungkin kamu tidak tau, jika namamu selalu
mengudara, kuceritakan padaNya tentang kamu dan segala hal yang berkaitan
denganmu. Ada banyak doa dan harap yang kukirimkan, tunggu aku ,itu egoisku. Kamu
harus jadi milikku, itu inginku. Namun, ada ucap diudara yang lebih sering
kusampaikan dibalik ego dan harapku.
Sederhana saja, jika kamu untukku maka pertemukan,
persatukan jika bukan, pertemukan dan persatukan dia dengan yang seharusnya. Yang
membuatmu bahagia, dan membuatmu tersenyum setiap harinya.
Senyummu itu cantik, aku suka.
Saat kabar itu datang, pikiranku berkecamuk, aku
coba ingat lagi semuanya, mencoba untuk
tetap tersadar dan mendengar segala ucapanmu.
Aku rindu kamu.
Bahkan aku belum bisa menemuimu karena rasa ini,
aku mencintaimu sejak lama, aku saangat mencintaimu. Baru kemarin aku berani
memberitahumu, dan dalam sekejap aku harus mendengar ini.
Bagaimana kira-kira kamu jika jadi aku?
Maaf aku tidak bisa menghadiri pestamu, maaf aku
semakin tidak dapaat menemuimu. Namun aku rindu. Aku hanya mampu melihatmu dari
kejauhan. Aku hanya mampu memeluk dan melampiaskan rinduku dalam diam.
Berbahagialah, kamu layak mendapatkan semua itu. Berbaik
hatilah padanya, jangan terlalu galak dan menyebalkan. Dia untukmu, dia
bahagiamu. Terimalah kenyataannya, berhentilah mengeluh, doa-doa terbaik selalu
mengarah padamu.
Ini bukan perpisahan, ini bukan akhir. Hanya saja,
kututup lawang sigotaka. Pementasan ini berakhir. Segala hal tentangmu harus
kututup.
Berbahagialah, akupun begitu.
Jangan menangis lagi, kamu jelek jika menangis. Mata
bengkak, hidung bengkak, memerah ,dan ingusmu itu, ieeeeeeewh sangat
menjijikan.
Tersenyumlah, kamu cantik jika tersenyum.
Aku ikhlas melepasmu, bahkan disaat aku belum
sempat memilikimu.
Berbahagialah..
Ya, bahagialah.
Itu kewajibanmu.
Aku,
Pamit.
Lebih lama dari biasanya.
Tolong jangan rindu.
Berat.
Kamu takkan kuat.
Akupun begitu.
Selamat tinggal.
Aku cinta kamu.
DECISION
Reviewed by Silva_
on
10:40:00 am
Rating:
No comments:
Post a Comment