Di Persimpangan


Akbar Fauzan. Artinya Orang yang besar. Katanya..
Anak pertama dari dua bersaudara, dengan perawakan tinggi sekitar 170 cm dan tubuh yang kurus, berkulit putih bersih ,bibir yang merah dan mungil, hidung mancung, mata sipit dan rambut hitam lurus yang begitu lembut. Cukup bikin perempuan merasa iri, termasuk aku. Hahaha
Terlahir ditengah-tengah keluarga besar dengan ragam profesi bergengsi tidak membuat dirinya berbahagia. Padahal sejak kecil dia layaknya sebuah porselen yang tidak boleh retak dan harus dijaga dengan hati-hati. Dimanja, dan apapun yang diinginkan dituruti. Oleh kakek dan neneknya. Ayahnya juga terkadang mencukupi kebutuhannya, namun lebih besar campur tangan kakek nenek yang membesarkannya dengan begitu banyak cinta kasih.
Ibunya? Ibunya memiliki jalan lain. Memilih untuk mencari sosok yang bias membuatnya lebih bahagia, mungkin. Entahlah cukup rumit untuk diceritakan.
Terpisah jarak ribuan kilo dengan ibu, membuat akbar kecil banyak bertingkah. Ya namanya juga anak laki yak an, pasti selau lebih banyak bikin ulah. Meski demikian dia tetap yang paling disayang disbanding adiknya.
Akbar kecil telah beranjak menjadi abar remaja, anak yang jago kandang nan pendiam diluaran itu mulai terusik dengan kehidupan remaja sebenarnya.
Banyak teman berarti banyak mengenal karakter dan kehidupan masing-masing darinya. Sudah bukann rahasia umum jika anak-anak remaja yang sedang berada dalam fase penjajakan merasa diri sudah besar, mulai mencoba megikuti apa yang orang besar lakukan.
Berkelahi, merokok, minum minuman keras, pacaran dan hal kurang baik lainnya.
Akbar mulai tergoyahkan ditahun-tahun terakhir dia menginjak sekolah menengah pertama. Dan semakin menjadi ketika memasuki sekolah menengah atas. Dia pun memulai dengan perkelahian kecil, meski sakit tapi cukup menyenangkan , mencoba minuman yang pahit namun menyenangkan , merokok sebatang demi sebatang, terlebih ditemani seorang perempuan cantik sang kekasih hati yang mendukung apa yang dilaukanya.
Kakek nenek yang mencintainya tentulah merasa kecewa dengan sikap akbar sekarang, namun dibalik sikap yang baru itu dia tetap akbar yang penurut, mengurusi kakek dan nenek mencintai sepenuh hati dan berbakti ,hanya saja hal itu sebanding dengan perlakuannya yang semakin menjadi.
Terkadang akbar tidak pulang selama beberapa hari, katanya sih maen dirumah teman. Namun permainan yang dilaukan cukup mengkhawatirkan. Tidak sedikit para tetangga mencibir kelakuannya dan memberikan cap anak nakal kepadanya.
Akbar tidak peduli dengan gunjingan itu, dia tetap melakukan apa yang ingin dilakukannya.
Waktu terus berlalu, akbar beranjak dewasa. Menjadi salah satu mahasiswa di universitas ternama dan bergengsi. Masuk kejurusan yang tak kalah bergengsi juga terlebih dengan beasiswa full selama kuliah.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan akbar????
Hari-hari yang dilalui menjadi mahasiswa cukup menyenangkan, dengan teman-teman baru yang pasti borju dan juga hits dimasanya. Terlebih statusnya yang jomblo membuat dia bebas untuk melakukan apapun.
Dikota maupun desa nyatanya sama saja.
Menginjak tahun kedua perkuliahan dia merasa bosan dengan gadis kota, akhirnya meminta dicarikan seseorang yang dari kampong halaman untuk menjalin kasih meskipun LDRan. Pucuk dicinta ulampun tiba.
Kartika , teman akbar yang dimint untuk mencari sang bidadari desa. Yang kemudian membawanya untuk bertemu orang yang langsung dia sukai sejak chat pertama.
Diajeng ayu pramesti. Seorang gadis desa yang sedang mengemban pendidikan tingkat dua yang tentu berada didesanya.
Gadis sederhana yang menjalankan pendidikan sambil bekerja, akbar menaruh kagum dan hormat padanya. Meski awalnya ditolak mentah-mentah namun akhirnya ayu mampu menerima dan merekapun berteman baik meski lewat dunia maya. Akbar mencoba berbagai cara untuk membuka obrolan dengan ayu, ada ada saja yang dibahasnya. Yah akbar cukup menyenangkan dan bahkan sedikit mellow menurut pendapat ayu.
Hari demi hari, minggu demi minggu memutuskan akbar untuk pulang dan kopi darat dengan ayu.
Mereka berjanji untuk bertemu disebuah persimpangan, akbar diutara dan ayu diselatan. Ketika bertemu, keduanya tersipu. Tidak menutup kemungkinan jika sosok keduanya jauh lebih baik dari foto yang sering bertukar didunia maya.
Ada benih cinta mucul , namun pertemuan pertama itu terasa sia-sia. Tidak banyak pembicaraan diantara keduanya, bingung, canggung ,malu dan rindu.
Akbar sengaja mengambil libur dan tidak segera kekampus. Terlebih ada libur tambahan karena menjelang idul adha. Tnpa membuang banyak waktu lagi akbar lngsung meminta ayu mejadi kekasihnya. Dan membawa ayu kerumahnya untuk diperkenalkan kepada nenek tercinta dan ayahnya. Tinggal mereka, kakeknya sudah tiada karena suatu penyakit.

Ayu disambut dengan begitu baik dan hangat oleh mereka, dijamu dengan kudapan dan obrolan hangat. Dn harapan agar hubungan kami terus hingga nanti. Entahlah..
Selang beberapa hari, terkuaklah jika akbar adalah saudara jauh ayu. Berita mereka menjalin kasih pun menyebar dengan cepat. Kelurga ayu yang tau hal ini tak segan memberikan kritikan pedas dan meminta hubungan ini diakhiri, begitupun dengan keluarga kabar. Mereka menghubungi ayu dan meminta menyudahi saja sebelum ayu menyesal.
Akbar dengan tegasnya menolak, bahkan dia datang menemui orangtua ayu mengaui segala kelakuan dan keburukannya dan meminta restu dari kedua orang tua itu.
Akbar tidak main-main dengan ucapannya. Dia merubah segala sikap buruk itu, dan menjadi sosok yang jauh dari yang diduga, dan semakin tampan tentunya.
Hubungan keduanya terus berjalan baik meski banyak cibiran yang datang mereka tidak peduli, cinta membutakan keduanya.
Hingga ditahun kedua mereka mendapat ujian terbesar, akbar disinyalir memiiki kekasih lain dikampusnya, dan kembali kepada sikap buruk yang telah lama ditinggalkanya, kecewa dengan hal itu ayu memutuskan hubungan ini. Akbar yang tidak terima semakin menjadi-jadi. Berkali-kali dia datang memohon kembali namun terkadang caranya kelewatan, tidak jarang kata-kata kasar keluar darinya.
Ayu masih mencintai akbar namun tidak bias bersamanya, kecewa terlalu dalam dan ayu mulai mengikuti apa saran keluarga.
Keluarga yang tau hubungan keduanya berakhir memprotect ayu, tidak dibiarkan akbar bertemu ataupun mengetahui kabar ayu.
Tahun demi tahun berlalu. Keadaan sudah damai diantara keduanya.
Ayu sudah menyelesaikan pendidikannya.
Akbar kembali mendekatinya, mereka sudah akur kembali. Kedewasaan dan uluran waktu membuat mereka bias menyelesaikan apa yang sebelumnya belum selesai.
Akbar belum menyelesaikan pendidikanya, terhambat dengan kelakuan yang kurang pantas, bahkan sempat menjadi kuli pasar hanya untuk mencukupi kehirupan sehari-hari. Akbar banyak berubah, pemikirannya yang terbuka, mampu mengayomi orang lain menjadikan ketampannya bertambah sekian persen.
Akbar berjanji untuk meyelesaikan pendidikanya sesegra mungkin, dan dalam waktu paling lambat sekian bulan dia akan datang melamar ayu. Lamaran yang tentu saja sudah direstui kedua pihak.
Mereka memang tidak kembali menjalin kasih namun hubungannya lebih baik dari sebelumnya. Ayu kadang datang menjemput jika akbar sedang kesusahan. Dan akbar juga begitu.
Waktu kembali memisahkan keduanya, hingga suatu hari dimas datang melamar dan meminang ayu.
Ayu langsung memberitahukan hal itu pada akbar. Jelas saja akar terkejut mendengar semua itu, merasa aneh karena memang setau akbar ayu tidak berhubungan dengan siapapun saat itu.
Akbar mencoba menerima dan berbesar hati,
“ah aku gagal lagi ya ay..” ucapnya.
“semoga kamu bahagia ay, aku restuin. Pokonya kalo dia nyakitin kamu aku masih siap nampung kok ay, dari dulu juga aku belum pernah berhubungan sama wanita lain lagi selain kamu, enggak tau ya kamu tuh nyebelin tapi membekas banget. Pokonya kalo dia mapan lebih baik dari aku silahkan, kalo enggak jangan ay, mendig sama aku aja. Padahal aku tiga bulan lagi siding loh ay, kamu jadi gak bakal nyaksiin aku pake jas dong? Gpp deh maaf ya ay mungkin sementara aku block kamu dulu ,gak kuat aku ay lama-lama..”
Akbar menghilang, memblock semua hal yang berkaitan dengan ayu.
Setahun kemudian, undangan pernikahan ayu sampai ditangan akbar.
“ay?? Tega bener baru juga bangun tidur langsung nerima undangan kamu. Selamat ya, insya allah aku hadir, tapi ga tau dengs gimana ada uangnya aja. Hahhaa Bener-bener deh  ngagetin, udah lama gada kabar sekalinya ngabarin malah terima undangan gini. Semoga kamu bahagia ay, jangan lupain aku”
Pesan terakhir yang aku terima darinya.
Hari pernikahan ayu tiba, kasak kusuk cerita kabar mulai tedengar, namun setiap kali ayu bertanya mereka menutupinya.
Satu minggu setelah pernikahan barulah terjawab ada apa dengan akbar?
Kbar menjadi DPO, dan sekarang sudah ditetapkan jadi tersangka kasus pengeroyokan. Dan yang dikeroyok anak tetangga ayu.
Ayu kaget bukan main, ayu terus mencari informasi ada apa sebenarnya. Ayu percaya akbar bukan orang sebodoh itu. Seberapa kuatpun kepercayaan ayu, nyatanya akabar kini memang mendekam dibalik sel tahanan.
“Bar, sampe sekarang ayu percaya akbar bukan orang kaya gitu. Setelah kepergian nenek akbar sendiri, bahkan ayu juga pergi. Tapi ayu percaya selama keprgian kami akbar enggak pernah sendiri, hanya saja ayu tidak percaya jika ternyata akbar sekarang menjadi seorang tahanan. Bar, kemarin temen-temen kamu wisuda, harusnya kamu juga ada disana kan bar, senyum manis sambil mamerin toga ke ayu, mamerin toga ke semua yang nyinyirin kamu terus kamu bakal kerja di tempat yang sudah kamu tergetin dengan gaji diatas 10 juta awalnya. Bar, aku seneng kalo kamu bias wujudin mimpi kamu itu, dan turut prihatin dengan keadaan kamu sekarang. Mudah-mudahan masalahnya cepet selesai. Kemarin aku dengar, tetangga aku itu udah cabut tuntutan kamu bar, tapi dari pihak kepolisian gada yang nerima dengan alas an ini bukan ulah kamu yang pertama kali, masa sih bar kamu kaya gitu? Bkannya setelah kita pisah kamu enggak pernah pulang lagi ya bar? Apalagi setelah nenek gada, kok bias ini bukan kasus pertama bar..? pengen jenguk kamu, nanya langsung tapi suami aku ga bakal kasih ijin, hari ini -kamu sidang perdana kan bar? Harusnya kamu yang nyidang orang-orang bersalah itu, kok malah kamu yang dsidang bar? Semangat ya bar, aku doain kamu kuat, kamu sehat, masalahnya cepet kelar. Maaf ga bias ucapin lansung, gak bias jenguk juga. Kamu bukan Cuma seseorang yang pernah hadir, tapi kaka sekaligus saudara aku juga. Yang sabar ya akbar..”

  

Di Persimpangan Di Persimpangan Reviewed by Silva_ on 11:08:00 am Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.